RMOL. Jaksa Agung HM Prasetyo semakin menunjukkan dirinya
tidak profesional. Bahkan dinilai bermain politik, terlebih terkait
laporan anak buahnya terhadap Bos MNC Group yang juga Ketua Umum DPP
Partai Perindo Hary Tanoe.
Sebelumnya Jaksa Agung menyatakan Hary Tanoe sudah menjadi
tersangka perkara ancaman lewat SMS yang dilaporkan Kepala Subdirektorat
Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto ke Bareskrim Polri.
"Jaksa
Agung HM Prasetyo melemparkan pernyataan politis, dengan menyebar kabar
hoax bahwa Hary Tanoe telah menjadi tersangka. Ini jelas upaya
pembunuhan karakter, sebab faktanya hingga saat ini hanya sebagai
saksi," ujar analis politik dari Point Indonesia, Arif Nurul Imam, pagi
ini (Senin, 19/6).
Pernyataan HM Prasetyo jelas tidak
mencerminkan sebagai penegak hukum, melainkan pernyataan politis yang
patut diduga punya maksud politis terselubung. Sebab, Bareskrim Polri
hingga saat ini menyatakan Hary Tanoe hanya sebagai saksi, bukan
tersangka.
Menurutnya, penegak hukum yang bermain politik menjadi
preseden buruk bagi wajah penegakan hukum di Tanah Air. Jaksa Agung
harus bekerja secara profesional, lepas dari kepentingan politik
manapun. "Saya kira, ini layak jadi bahan evaluasi Presiden Jokowi,"
ungkapnya.
Apalagi sebenarnya, Presiden Joko Widodo semasa
kampanye berjanji akan menempatkan tokoh independen, profesional sebagai
Jaksa Agung, bukan berasal dari kader partai. Sementara HM Prasetyo
sendiri merupakan politikus Partai Nasdem.
"Jika ingin penegakan hukum bisa berjalan adil, Presiden perlu bertindak cepat dengan melakukan reshuffle Jaksa
Agung. Jika dibiarkan, bisa berimbas pada kepercayaan publik terhadap
pemerintah yang dianggap sebagai rezim yang tak mampu menegakkan
keadilan," tandasnya. [zul]
http://hukum.rmol.co/read/2017/06/19/296163/Citra-Jokowi-Semakin-Tercoreng-Kalau-Masih-Membiarkan-Prasetyo-Jadi-Jaksa-Agung-
0 komentar:
Post a Comment