Sejak
reformasi, di setiap jelang Pemilu hampir dipastikan muncul berbagai partai
politik baru yang mengusung kepentingan, platform, serta ideologi yang beragam.
Pada Pemilu pertama pasca Orde Baru; bahkan mencatatkan rekor dengan jumlah peserta
sebanyak 48 partai politik. Meski tidak semua lolos verifikasi serta gagal
mendudukkan kader di kursi legislatif, namun kehadiran partai politik baru bisa dibaca bahwa praktek kehidupan demokrasi
kita tumbuh subur sejalan dengan semangat dan cita-cita dalam membangun
kehidupan demokrasi di Tanah Air.
Meski
rentang pelaksanaan Pemilu masih relatif lama, namun hari ini publik sudah
tidak asing lagi dengan parpol baru; Partai Perindo besutan pengusaha ‘raja
media’ Harry Tanoesodibyo. Dengan segala kekuatan politiknya, sebagai pendatang
baru dalam percaturan politik Indonesia, nampaknya tak bisa dianggap dengan sebelah
mata.
Dengan
topangan media, terutama serangan udara melewati televisi, laju popularitas
partai yang dideklarasikan pada 7 Februari 2015 tesebut terus meroket. Hal ini
tentu menjadi salah satu modal politik
yang akan menjadi jalan mulus untuk lolos verifikasi dan sukses di Pemilu.
Artinya, partai yang mengusung tagline
“Indonesia Sejahtera” ini, mempunyai peluang besar, bukan saja lolos mengikuti
Pemilu, namun juga potensial memperoleh dukungan suara besar.
Mengapa Memiliki Peluang Besar?
Jika
membedah kekuatan yang dimiliki, maka akan memahami mengapa partai berlambang Rajawali
ini mempunyai potensi atau peluang besar dalam Pemilu 2019. Terdapat berbagai
pilar kekuatan yang saling menyokong di tubuh Partai ini yang jika dikelola
berpotensi menjadi kekuatan dahsyat dalam menghadapi pertempuran politik 2019.
Pertama,
sebagaimana jamak diketahui, kekuatan media yang dimiliki ketua umum Partai Perindo.
Sebagai raja media, Perindo dengan mudah akan memanfaatkan media sebagai alat
sosialisasi penyebaran visi-misi sekaligus melakukan ‘branding’ untuk
mendongkrak popularitas serta elektabilitas sebagaimana publik saksikan di
media jaringan MNC Grup. Sebagai contoh misalnya, mars Perindo yang diputar
berulang-ulang di televisi maupun radio setiap saat harus diakui mempunyai
kekuatan “sihir’ luar biasa dalam mensosialisasikan Partai Perindo disemua
lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.
Kedua,
program kerja yang nyata. Dengan slogan Indonesia Sejahtera, Perindo
menunjukkan keberpihakan politiknya pada sektor ekonomi kerakyatan dengan
program kerja nyata. Sejumlah program di luncurkan, diantaranya yang menjadi
unggulan adalah gerobak untuk UMKM. Program ini selain sebagai simbol komitmen
keberpihakan pada masyarakat kelas bawah, juga sebagai upaya menciptakan
kemandirian ekonomi para pelaku usaha kecil dan menengah. Artinya, program
semacam ini, selain mendapatkan simpati publik, juga secara nyata melakukan
pemberdayaan ekonomi. Jika program ini massif dan sukses, maka dapat dipastikan
akan menjadi ‘lumbung suara’ pada Pemilu 2019.
Ketiga, konsolidasi
yang massif. Jika melihat website, akun facebook atau twitter Partai Perindo, nampaknya
kegiatan konsolidasi merupakan agenda rutin yang terus dilakukan. Tiada hari
tanpa konsolidasi dengan membentuk dan memperkuat struktur partai hingga
tingkat grassroot. Bukan hanya
dilevel kepengurusan provinsi atau kabupaten, melainkan hingga tingkat
kecamatan dan kelurahan. Dengan massifnya agenda konsolidasi, maka sebagai
mesin politik hampir dipastikan akan menunjang kerja-kerja politik ditengah
masyarakat untuk mensosialisasikan program Partai dan sekaligus sebagai mesin
politik yang akan mendulang dukungan pemilih.
Keempat,
ketokohan Harry Tanoesodibyo. Sebagai ketua umum Parpol, lelaki kelahiran
Surabaya ini bisa menjadi simbol dan figur partai. Sebagai pengusaha sukses, ia
dapat didorong sebagai figur yang dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda
ditengah lesunya pertumbuhan ekonomi dan sulitnya lapangan kerja. Apalagi
popularitasnya yang kian menanjak seiring makin intensifnya tampil dilayar
televisi serta rajin turun menyapa warga masyarakat.
Kelima, operator
politik yang sudah teruji. Tanpa bermaksud untuk mengkultuskan, salah satu
kekuatan lain yang mungkin jarang dibaca sebagai pilar penting adalah sosok
Ahmad Rofiq yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Perindo.
Mantan ketua umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah(IMM) ini memiliki rekam jejak
panjang dan sukses dalam membidani lahirnya partai politik. Sebelum mendirikan
Perindo bersama Harry Tanoesodibyo, ia tercatat sukses meloloskan Partai
Matahari Bangsa(PMB) mengikuti Pemilu serta meloloskan Partai Nasdem sebagai
peserta Pemilu serta memperoleh kursi di Parlemen. Melihat segudang pengalaman politik
Sekjen Perindo, tidak berlebihan jika menyebut sebagai operator politik yang
teruji yang sudah tentu menjadi kekuatan Partai Perindo dalam mengelola segenap
potensi dan kompleksitas persoalan menjadi sebuah kekuatan politik yang siap
bersaing dalam kompetesi elektoral 2019.
Tentu
terdapat banyak potensi kekuatan politik lainnya yang ada di tubuh Partai
Perindo. Hanya saja, hemat saya, kelima kekuatan tersebut memiliki nilai
signifikan dalam menghadapi Pemilu kedepan.
Penutup
Di
tengah upaya penyederhanaan partai politik, membangun partai politik baru
sesungguhnya merupakan pekerjaan rumit dan penuh tantangan. Selain syaratnya
yang makin ketat dan berat, membangun partai membutuhkan stamina, dan berbagai
kekuatan yang harus dikombinasikan secara sinergis.
Namun
demikian, peluang untuk lolos dan memperoleh dukungan publik dalam Pemilu
kedepan bagi Partai Perindo tentu bukan kemustahilan. Dengan beragam potensi kekuatan
yang dimiliki, peluang untuk sukses Pemilu 2019 tentu bukanlah sekedar isapan
jempol. Tentu itu semua terpulang kembali pada seluruh kader Partai Perindo
bagaimana melakukan kerja-kerja politik secara konsisten, menjaga soliditas, serta
melakukan inovasi atau terobosan politik agar memperoleh simpati dan dukungan
publik. Mari kita lihat dan uji dalam prosesnya. Wallohualam bishowab.
Tulisan ini pernah dimuat di Kabargrind, 6 Juni 2016
0 komentar:
Post a Comment