Saturday, November 5, 2016

Kesaksian Chusnul Mar’iyah Mengenai Aksi 411



Kesaksian Chusnul Mar’iyah terkait Aksi 411

Di tengah berbagai informasi yang simpang-siur dan pemlintiran terkait demo 4 November kemarin, saya ketika membuka facebook membaca postingan Ibu Chusnul Mar’iyah melaporkan pandangan mata dari lapangan.  Seorang ilmuwan politik Universitas Indonesia yang sepanjang saya tahu masih memegang objektivitas dan independensinya, sehingga catatan beliau tidak mengandung unsur kepentingan politik, misalnya untuk mendiskrediktan aksi tersebut. Karena menarik, kemudian saya inbox beliau untuk meminta ijin menerbitkan dalam blog pribadi saya. Aksi terbesar sejak Orde Baru tumbang.

Catatan yang tercecer persiapan Demo 411 (1)
Beberapa minggu terakhir ini saya disibukkan membantu mempersiapkan World Peace Forum yang ke 6, Forum yang digagas oleh Muhammadiyah, Cheng Ho Educational Trust dan CDCC. 180 an delegasi dari 43 negara hadir di acara itu 1-4 November. Alhasil saya tidak dapat secara aktif terlibat dalam mempersiapkan aksi secara penuh, seperti biasanya kalau kita mempersiapkan turun ke jalan.
Aktivis Iluni UI dengan SK Kemenkumham tanggal 21 Juli 2016, mempersiapkan diri ikut berpartisipasi dalam aksi membela kebenaran Al Qur'an. Mempersiapkan peserta, logistik, ambulance dan berbagai kemungkinan berada di lautan manusia. Luar biasa dalam waktu yang sangat singkat mereka dapat mempersiapkan diri.
Alhamdulillah kami bisa ikut berpartisipasi dalam gerakan 411 tersebut. Dengan Bismillah Semoga Allah memberi RidloNya.

Catatan (2)
Tiga perempuan Iluni UI yang telat berangkat
Saya memutuskan balik pulang tanggal 3 November dari acara WPF ke 6. Sebab tanggal 4 mau ikut demonstrasi tapi tidak sempat membawa perlengkapan demonstrasi untuk jaga-jaga. Selain dalam WAG keluarga besar saya mengatakan bahwa Ibu Saya bilang apakah tidak lebih baik berdo'a dari rumah dan ikut partisipasi dana untuk kegiatan 4 November itu? saya baru merasa sudah beberapa hari ini tidak sempat menelpon ibu saya untuk memberikan info seputar gerakan 411 tersebut. Saya menyempatkan menelpon Ibu saya yang di kampung, menjelaskan pentingnya berangkat ke depan istana, dan mohon do'a restu. Ternyata Ibu saya sangtat gembira saya bisa ikut gerakan 411 tersebut. Alhamdulilah.
Di pagi hari setelah berkoordinasi dengan teman-teman dari berbagai elemen yang ingin berpartisipasi hadir di sekitar depan istana, saya baru menyadari waktu sudah menunjukkan pukul 9. Saat para aktivis Iluni UI mengirimkan gambarnya sudah siap di depan MK di medan merdeka Barat. Mempersiapkan Backpack dengan makanan kurma, karena hari kemaren itu jadwal puasa saya, sebotol kecil air zam-zam, dan berbagai kebutuhan untuk turun ke jalan berdemonstrasi.
Setelah urusan domestik selesai dan berjanji dengan beberapa teman, hanya tiga ibu-ibu yang belum berangkat Dhanie, Dhana dan saya. Kita janjian. atas kebaikan Dhanie, dia menjemput saya dan Dhana di rumah. Kami baru berangkat dari rumah setelah sholat dhuhur terlebih dahulu.
Ternyata jalanan kosong dari Depok ke daerah menteng hanya sekitar 30 menit, melewati lenteng Agung, Pasar Minggu, Saharjo dan berhenti di Hotel Mercure, Sabang. tempat yang paling dekat dengan posisi Medan Merdeka.

Catatan 3: Mencari tempat parkir
Dhanie membawa Mobilnya bak sopir angkot, walau mobilnya memang mobil mewah (mercy, bukan untuk riya'), menyopir ngebut, zik-zak agar sebelum jamaah turun semua dari masjid kami sudah sampai di TKP. Kami memutuskan di mana akan parkir? Hotel Pullman terus naik taksi sampai yang terdekat, di CDCC jl Kemiri, PP Muhammadiyah? Saat mau melewati Lampu Merah Menteng, gerakan lautan manusia baru berjalan dari Masjid Cut Muti'ah. alhasil kami puter balik melalui BNI 46, menunggu sebentar gerakan manusia dari masjid.
Kami memutuskan di daerah Sabang, saya bilang ada hotel Mercure, kita bisa parkir di situ. Dhanie dengan beraninya melawan arus di jalan Sabang untuk mencapai Hotel Mercure. Saat masuk, ternyata kalau mobilnya bagus para keamanan di situ baik-baik ya? Dengan bernegosiasi ala Dhanie, akhirnya kami bisa parkir di halaman hotel Mercure Jalan Sabang. Alhamdulillah dimudahkan oleh Allah.
Catatan 4: bertemu Para Artis Evi Tamala dkk di Dalam Hotel Mercure
Karena kami belum urus diri sisiran sedikit lipstik dan memperbaiki kerudung, termasuk harus ke kamar kecil dulu sebelum berangkat, kami memutuskan masuk ke hotel. Saya duduk dengan Dhana sambil menunggu Dhani. Tahu-tahu ada perempuan cantik datang ke saya, Ibu apa kabar? mau berangkat ikut juga ya? saya jawab iya, sambil tersenyum dan bertanya ibu siapa ya? dia jawab Evi. Saya tanya lagi Evi siapa ya? alaaaaah Mak dia menjawab Evi Tamala. Ampun. Saya minta maaf tidak mengenali karena pakai baju putih dan kerudung putih yang cantik sekali. Dia menawarkan mari bu makan siang dulu. Terima kasih, saya sedang berpuasa hari ini.
Kami menuju ke kamar kecil, bertemulah dengan rombongan Elvie Sukaesih, Fitriah dan para aktris dangdut lainnya yang sedang memperbaiki dandanannya. Ramailah kita. Elvie yang biasa dipanggil Umi itu bilang saya tidak pernah ikut demo. Saya pakai sepatu sandal saja seperti ini, ada yang memperbaiki bajunya, jilbabnya. Seru. mereka berbaris, dan berjalan. Para artis ini mendapatkan perhatian khusus dari pendemo yang bisa ber-selfie-ria dengan para artis idolanya.
Bertemu lagi dengan rombongan ini di depan MK istirahat duduk di tangga depan gedung MK, sekitar Sholat Asyar.
Catatan 5: Menuju Gedung MK sebagai Titik Temu Posko Iluni
Ke luar dari hotel bertiga menyeruak dalam lautan manusia sambil berfikir bagaimana ya caranya melewati kumpulan manusia yang penuh di sekitar bunderan air mancur depan Indosat ini. Saya bilang seperti di Masjidil Haram saja ya? arus manusia rombongan yang jalan dengan teratur pun bisa ditakuti, namun jangan berburuk sangka.
Berhenti sejenak sambil berfikir bagaimana memotong arus manusia baik yang duduk, berdiri dan berjalan ini? saya langsung bilang Assalamu'alayukum, bapak-bapak kami ibu2 ini mau menyeberang, dapatkan kami diberi jalan? Alhamdulillah anak-anak muda yang bersarung, berpeci dan berpakain putih-putih itu langsung berhenti dan memberi aba-aba, agar kami bisa lewat dengan nyaman. Alhamdulillah.
kami selamat sampai di trotoar gedung setelah indosat, tidak jauh dari situ bertemu dengan ibu-ibu Masya Allah, beliau2 bilang: Ibu Chusnul kami dari 'Aisyiyah. Subhanallah. Boleh foto ya bu? Setelah foto2, ada yang nyeletuk tidak tahu siapa, seperti poster2 yang ada. Saya pesan pada ibu2 itu: tidak perlu ikut-an mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. Basahi saja bibir kita dengan do'a dan zikir ya bu?
Sepanjang jalan menuju MK, posko makanan gratis, minuman gratis, posko kesehatan dengan paramedic dan dokternya. Subhanallah merinding saya menyaksikan. Bertemu dengan para mahasiswa yang sudah lulus, yang masih kuliah di sepenjang perjalanan menuju gedung MK Posko Iluni. Hanya dengan terus berzikir kami melewati lautan manusia sampai Alhamdulillah bertemu dengan rombongan Iluni UI tersebut.
Catatan 6: Bergabung dengan Rombongan Posko Iluni
Saat sampai di depan posko Iluni bahagialah kami, bertemu dengan para aktivis muda produk pasca 98. Para mantan ketua BEM UI pasca 98. saya bertanya rombongan senior dan tokoh2 di mana? mereka bilang kami terpecah, karena ada yang masih ingin sholat Jum'at di Istiqlal dan ada yang sholat Jum'at di gedung MK. Alhasil parav tokoh seperti Ketua kami Bung Ima, Bung Mossadeq, juga Bung Fahri Hamzah dan Fadli berada di wilayah dekat5 Istiqlal.
Posko Iluni ada beberapa mobil yang penuh makanan, ada satu ambulance yang ada obat-2an dan penuh juga dengan makanan. Lumayan tempat kami istirahat dengan AC yang menyejukkan.
Kami berkumpul, berbicara, dan saya mencoba mendengarkan warga yang ikut berdemo. Ada yang bicara menunjukkan kekesalan grivancies mereka sebagai warga Jakarta yang tergusur, ada tokoh mahasiswa yang menjelaskan kondisi rezim saat ini. Ada yang bicara tentang demo sebelumnya dikatakan merusak taman? dia bilang, lihat bu, kami tidak menginjak taman-2 itu. Saya bilang bersabarlah. Tidak bisa bersabar bu. Subhanallah, astaghfirullah.
Ada pula seorang polisi yang simpatik membawa dus minuman dan mennawarkan kepada kami. Seperti biasa para perempuan yang bersama kami berfoto-2.
Saya merasa terharu bertemu dengan dua alumni UI yang hadir berangkat dari Riau. mereka bilang dari bandara langsung ke medan merdeka. Subhanallah. Jadi yang hadir itu bukan hanya sekelompok saja, tapi berbagai kelompok elemen di masyarakat, ada yang naik bus, ada pula yang datang naik pesawat lulusan UI dari Riau membayar sendiri. Alhamdulillah.
Bersambung
Catatan 7: beristirahat di depan RRI, MK dan Kemenko Perekonomian
Maklum badan tidak lagi sama seperti Demonstrasi pada tahun 1979-80an; 1998an; maka saya memutuskan lebih baik berada di posko Iluni saja di depan tiga gedung ini. Sambil terus mendoakan agar tidak terjadi kekerasan.
Kami memonitor juga dari para keluarga kawan yang berada di ppusat kekuasaan, apa yang sedang terjadi di istana. salah satu pesannya adalah menjelang maghrib mundurlah. Dapat dimengerti strategi membubarkan massa akan menggunakan kekerasan denganj menyemprot gas air mata. Sambil terus berzikir semoga aman-2 saja.
Agak sorean saya dan kawan-kawan mencoba menyeruak untuk menuju garis yang paling depan, setelah melewati gedung RRI beberapa anak-anak muda mengatakan, Bu sudah semakin sore, sebaiknya ibu-ibu tidak perlu berada di garis depan yang langsung berhadapan dengan pihak kemanan dan kawat berduri.
Terhenyak saya mendengarkan nasehat anak muda ini. biarkan kami yang berada di depan, imbuhnya. Alhasil kami kembali ke markas Iluni di depan kemenko Pereknomian. Kami berdiskusi apa yang akan terjadi? sambil puter balik, kami sempat menyampaikan hati-hatii ya kalian semua menghadapi aparat keamanan itu?
Allahu Akbar
Catatan 8: Bertemu dengan Aktivis Nana (yang suaminya China)
Yang paling membahagiakan adalah bertemu dengan para aktivis perempuan di arena demo. Salah satunya bertemu dengan Lena dari PPP. Aktivis yang luar biasa.
Yang menarik adalah Nana, muslim, ini aktivis perempuan, asal Padang, suaminya China (kawan satu angkatan saya saat kuliah di FISIP UI), memiliki putra-putra yang berarti separoh China. Beliau bersemangat ikut demo. Bukan karena anti China. Seperti juga pandangan tokoh Jaya Suprana seorang Chinese tapi berbicara berhati-hati dalam membangun pluralisme rakyat Indonesia (termasuk Chinese). Kami bersahabat membangun persaudaraan dari berbagai golongan yang berbeda agama, ras, etnik untuk perdamaian dunia.
Konsep islam ini adalah untuk rahmatan lil 'alamin, kalau difahami dalam pefrspektif itu. Diciptakan manusia menjadi berbangsa-bangsa untuk saling mengenal. Oleh karena itu sebagai ummat muslim kami diajarkan toleransi yang sangat tinggi: agamamu agamamu, agamaku agamaku. Dalam konteks ini jangan sekali-kali masuk ke dalam issue yang sensitif ini. Oleh karena itu, berhati-hatilah, Islam tidak memisahkan antara agama dan politik/negara. Itulah Islamic teaching.
Mari kita membaca ini buat teman2 yg ikut demo dan ada yg bully dengan aksi damai kemaren.
Allah sudah mengajari Rasulullah untuk menjawab olokan mereka..
Masih di surah Almaidah. Diawali dg ayat ttg kejelekan kelakuan ahlul kitab yg mocking agama kita sehingga itulah salah satu alasan dilarangnya memilih mereka sbg awliya..waktu itu mereka mengolok2 ttg adhan
{قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ هَلْ تَنقِمُونَ مِنَّا إِلَّا أَنْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلُ وَأَنَّ أَكْثَرَكُمْ فَاسِقُونَ (59)
 ( 58 ) Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.
( 59 ) Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?
قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَٰلِكَ مَثُوبَةً عِندَ اللَّهِ ۚ مَن لَّعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ ۚ أُولَٰئِكَ شَرٌّ مَّكَانًا وَأَضَلُّ عَن سَوَاءِ السَّبِيلِ (60)} [المائدة : 59-60]
( 60 ) Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.
Maha benar Allah dengan segala FirmanNya. Semoga Allah memaafkan kita semua.
Mari kita membaca ini buat teman2 yg ikut demo dan ada yg bully dengan aksi damai kemaren.

Allah sudah mengajari Rasulullah untuk menjawab olokan mereka..
Masih di surah Almaidah. Diawali dg ayat ttg kejelekan kelakuan ahlul kitab yg mocking agama kita sehingga itulah salah satu alasan dilarangnya memilih mereka sbg awliya..waktu itu mereka mengolok2 ttg adhan

{Katakanlah, " Hai ahli kitab tnqmwn apakah kita tidak beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan sebelumnya dan kebanyakan kasih keadaan (59)


(58) dan jika kamu sekalian menyeru mereka) untuk shalat, mereka buah ejekan dan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar orang yang tidak ingin menggunakan akal sehat.

(59) berkata: " Hai ahli kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya karena kita percaya kepada Allah yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan anda benar-benar orang-orang yang fasik?

Kurang apakah sesungguhnya manusia itu supaya mthwbh allah sebagai penolongmu dari Allah murka kepadanya dan menjadikan mereka kera dan babi w‘bd lţạghwt penolongmu-muka dan tentang yaitu (60)} [meja: 59-60]

( 60 ) Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.

Maha benar Allah dengan segala FirmanNya. Semoga Allah memaafkan kita semua.

 · 
 · 

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment