Carlos
KY Paath / WBP Minggu, 8 Maret 2020 | 15:16 WIB
Jakarta, Beritasatu.com – Partai Demokrat berencana
menggelar Kongres V di DKI Jakarta. Berdasarkan AD/ART, kongres dijadwalkan
berlangsung pada Mei 2020. Salah satu agenda kongres yakni pemilihan ketua umum
(ketum) Demokrat periode 2020-2025.
“Banyak
alternatif lokasi kongres. Jakarta salah satunya, karena ibu kota. Kalau sesuai
AD/ART, kongres rencananya dilaksanakan Mei. Apakah dipercepat? Belum kami
putuskan,” kata Wakil Ketum Demokrat Syarief Hasan, Minggu (8/3/2020).
Sebelumnya
berkaitan lokasi kongres, Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca IP Pandjaitan
telah bertemu Gubernur DKI Anies Baswedan, pekan lalu. Pertemuan itu juga
membahas penanganan virus corona atau
covid-19.
Menurut
Misan, gubernur DKI menyambut positif dan menyarankan kongres tetap berjalan.
Misan menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI akan membuat standar kegiatan yang
melibatkan banyak orang agar tetap berjalan aman dan nyaman.
Sementara
itu, disinggung mengenai peluang calon tunggal ketum dalam kongres, Syarief
enggan berspekulasi. Menurut Syarief, semua tergantung pemilik suara. “Itu
ranah pemilik suara, DPC (dewan pimpinan cabang) ada sekitar 520, 34 suara DPD
(dewan pimpinan daerah), belum ditambah DPP (dewan pimpinan pusat). Suara ada
di mereka,” ucap Syarief.
Syarief
menuturkan, Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menginginkan adanya
regenerasi kepemimpinan. Prosesnya, lanjut Syarief, sepatutnya berjalan secara
alami atau tanpa intervensi pihak manapun. “Proses regenarasi itu perlu.
Demokrat sangat memahami itu apalagi Pak SBY sangat mendorong ada proses
regenerasi berjalan dengan alami,” imbuh Syarief seraya menyebut Agus Harimurti
Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), dua figur yang menonjol di
Demokrat.
Politisi
Demokrat Benny K Harman meminta seluruh pihak menghormati partainya yang bakal
menyelenggarakan kongres. “Demokrat solid. Tak ada masalah. Kongres adalah
urusan rumah tangga Demokrat. Kami meminta semua pihak menghargai otonomi
kami,” tegas Benny.
Terkait
figur AHY, menurut Benny, putra sulung SBY tersebut fokus dalam konsolidasi
partai. “Beliau pada saat ini sebagai wakil ketum fokus untuk melakukan atau
ikut ambil bagian dalam konsolidasi dan pembenahan partai kami,” kata Benny.
Pengamat
politik Arif Nurul Imam menyatakan seluruh kader Demokrat perlu memikirkan masa
depan partai itu ke depan. Pemilik suara dalam kongres Demokrat sepatutnya
memerhatikan sosok ideal untuk memimpin PD.
“Kader Partai Demokrat tentu harus lihat masa depan partai ini
mau kemana. Apakah akan jadi partai besar, menengah, atau tidak lolos ambang
batas parlemen pada 2024? Jadi kader harus lihat siapa calon ketua umum yang
paling layak dan pas,” kata Arif.
Menurut Arif, AHY dan Ibas sangat berpeluang besar menggantikan
SBY. Arif menuturkan, AHY dan Ibas tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.
Arif menjelaskan, AHY memang dapat menjadi ikon Demokrat pada Pemilu 2024.
Meski begitu, lanjut Arif, AHY belum memiliki pengalaman panjang
di dunia politik. Berbanding jauh dengan Ibas yang pernah menjabat sekretaris
jenderal (sekjen). Ibas pun tercatat masih menjabat ketua Fraksi Demokrat DPR.
“Partai Demokrat butuh ikon seperti AHY. Tapi AHY belum punya
jam terbang politik yang tinggi seperti Ibas. Secara personal ketokohan Ibas
memang masih kalah dengan AHY. Hanya Ibas sudah tahu riil politik praktis,
bagaimana melakukan kerja-kerja politik, konsolidasi, lobi-lobi politik,” ujar
Arif.
Sumber: BeritaSatu.com
0 komentar:
Post a Comment