Tuesday, March 10, 2020

Tentukan Ketua Umum, Kongres Demokrat Digelar di Jakarta.

Carlos KY Paath / WBP Minggu, 8 Maret 2020 | 15:16 WIB




Jakarta, Beritasatu.com – Partai Demokrat berencana menggelar Kongres V di DKI Jakarta. Berdasarkan AD/ART, kongres dijadwalkan berlangsung pada Mei 2020. Salah satu agenda kongres yakni pemilihan ketua umum (ketum) Demokrat periode 2020-2025.
“Banyak alternatif lokasi kongres. Jakarta salah satunya, karena ibu kota. Kalau sesuai AD/ART, kongres rencananya dilaksanakan Mei. Apakah dipercepat? Belum kami putuskan,” kata Wakil Ketum Demokrat Syarief Hasan, Minggu (8/3/2020).
Sebelumnya berkaitan lokasi kongres, Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca IP Pandjaitan telah bertemu Gubernur DKI Anies Baswedan, pekan lalu. Pertemuan itu juga membahas penanganan virus corona atau covid-19.
Menurut Misan, gubernur DKI menyambut positif dan menyarankan kongres tetap berjalan. Misan menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI akan membuat standar kegiatan yang melibatkan banyak orang agar tetap berjalan aman dan nyaman.
Sementara itu, disinggung mengenai peluang calon tunggal ketum dalam kongres, Syarief enggan berspekulasi. Menurut Syarief, semua tergantung pemilik suara. “Itu ranah pemilik suara, DPC (dewan pimpinan cabang) ada sekitar 520, 34 suara DPD (dewan pimpinan daerah), belum ditambah DPP (dewan pimpinan pusat). Suara ada di mereka,” ucap Syarief.
Syarief menuturkan, Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menginginkan adanya regenerasi kepemimpinan. Prosesnya, lanjut Syarief, sepatutnya berjalan secara alami atau tanpa intervensi pihak manapun. “Proses regenarasi itu perlu. Demokrat sangat memahami itu apalagi Pak SBY sangat mendorong ada proses regenerasi berjalan dengan alami,” imbuh Syarief seraya menyebut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), dua figur yang menonjol di Demokrat.
Politisi Demokrat Benny K Harman meminta seluruh pihak menghormati partainya yang bakal menyelenggarakan kongres. “Demokrat solid. Tak ada masalah. Kongres adalah urusan rumah tangga Demokrat. Kami meminta semua pihak menghargai otonomi kami,” tegas Benny.
Terkait figur AHY, menurut Benny, putra sulung SBY tersebut fokus dalam konsolidasi partai. “Beliau pada saat ini sebagai wakil ketum fokus untuk melakukan atau ikut ambil bagian dalam konsolidasi dan pembenahan partai kami,” kata Benny.
Pengamat politik Arif Nurul Imam menyatakan seluruh kader Demokrat perlu memikirkan masa depan partai itu ke depan. Pemilik suara dalam kongres Demokrat sepatutnya memerhatikan sosok ideal untuk memimpin PD.
“Kader Partai Demokrat tentu harus lihat masa depan partai ini mau kemana. Apakah akan jadi partai besar, menengah, atau tidak lolos ambang batas parlemen pada 2024? Jadi kader harus lihat siapa calon ketua umum yang paling layak dan pas,” kata Arif.
Menurut Arif, AHY dan Ibas sangat berpeluang besar menggantikan SBY. Arif menuturkan, AHY dan Ibas tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Arif menjelaskan, AHY memang dapat menjadi ikon Demokrat pada Pemilu 2024.
Meski begitu, lanjut Arif, AHY belum memiliki pengalaman panjang di dunia politik. Berbanding jauh dengan Ibas yang pernah menjabat sekretaris jenderal (sekjen). Ibas pun tercatat masih menjabat ketua Fraksi Demokrat DPR.
“Partai Demokrat butuh ikon seperti AHY. Tapi AHY belum punya jam terbang politik yang tinggi seperti Ibas. Secara personal ketokohan Ibas memang masih kalah dengan AHY. Hanya Ibas sudah tahu riil politik praktis, bagaimana melakukan kerja-kerja politik, konsolidasi, lobi-lobi politik,” ujar Arif.
Sumber: BeritaSatu.com

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment