Oleh M Anwar pada hari Selasa, 23 Jan 2018 - 04:09:06 WIB
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Presiden Jokowi mendapatkan kritik
pasca-perombakan kabinet pada 17 Januari 2018, lantaran mempersilakan sejumlah
menterinya rangkap jabatan.
Tentu saja, sikap Jokowi itu berbeda dari komitmen yang ia tegaskan
ketika baru terpilih menjadi Presiden pada 2014 lalu, bahwa menteri tidak boleh
merangkap jabatan sebagai ketua umum atau pejabat struktural partai politik.
Pengamat politik Point Indonesia, Arief Nurul Imam mengatakan,
satu-satunya cara agar lepas dari kritikan tersebut adalah pembuktian kinerja
dari para menteri yang rangkap jabatan tersebut.
"Ketika kampanye, Presiden kan bilang menteri rangkap jabatan tidak
boleh atas alasan pasti tidak efisiensi kerja. Sekarang diperbolehkan merangkap
jabatan. Untuk menangkal isu negatif, tunjukkan hasil kerja nyata," ujar
Imam Senin (22/1/2018).
Dengan menunjukkan kinerja yang fantastis, publik pasti tidak lagi
mempersoalkan ada menteri yang merangkap jabatan.
Sebab, menteri tersebut nantinya dianggap telah membuktikan diri bahwa
rangkap jabatan sebagai pejabat strukural partai politik ternyata tidak mengganggu
pencapaian di pemerintahan.
Namun, jika menteri itu tidak menunjukkan pencapaian fantastis selama
sekitar satu tahun sisa periode pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Imam
yakin perubahan komitmen Presiden akan terus dipolitisasi, terutama oleh lawan
politik, menuju Pemilihan Presiden 2019.
"Pasti itu akan terus-terusan jadi bahan oposisi sampai nanti
2019," kata Imam.
Diketahui, Presiden Jokowi mengizinkan sejumlah menterinya merangkap
jabatan, baik sebagai ketua umum maupun pejabat struktural partai politik.
Misalnya Presiden Jokowi mengizinkan Airlangga Hartarto merangkap
jabatan sebagai Menteri Perindustrian dan Ketua Umum Partai Golkar.
Selain itu, ada Idrus Marham yang baru saja dilantik sebagai menteri
sosial, namun ia juga mendapatkan posisi sebagai Koordinator Bidang Hubungan
Eksekutif-Legislatif Partai Golkar.
Nusron Wahid juga diketahui merangkap jabatan sebagai Kepala BNP2TKI
sekaligus Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa-Kalimantan
Partai Golkar.
Terakhir, Puan Maharani juga dikabarkan bakal mendapatkan posisi
strategis di partainya, PDI Perjuangan. Ketua DPP PDI-P Hendrawan Supratikno
mengatakan, Presiden Jokowi sudah memberikan kelonggaran bagi para menterinya
untuk merangkap jabatan, salah satunya Puan. (aim)
Sumber TeropongSenayan
0 komentar:
Post a Comment