, 23:21 WIB
Deddy Mizwar (dua
dari kiri) dan Dedi Mulyadi (dua dari kanan) foto bersama di Purwakarta.(Kompas.com/ Irwan
Nugraha)
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat
politik POINT Indonesia, Arif Nurul Imam, menilai, potensi Bupati
Purwakarta Dedi Mulyadi menjadi calon gubernur berpasangan dengan Deddy Mizwar sangat
besar.
Sebab, Dedi Mulyadi dianggap memiliki sejumlah
keunggulan dan modal politik yang lebih besar dalam memenangkan pertarungan di
bursa Pilkada Jawa Barat 2018.
“Kalau dilihat dari modal politik Dedi Mulyadi
lebih layak jadi calon gubernur, sementara Deddy Mizwar sebagai cawagubnya,”
ujar Arif melalui pesan tertulis kepada Kompas.com, Jumat (29/12/2107).
Menurut Arif, dilihat dari sisi partai pendukung,
Dedi Mulyadi merupakan ketua DPD Golkar Jabar yang memiliki 17 kursi di DPRD
provinsi. Sementara Deddy Mizwar hanya didukung 12 kursi DPRD dari Partai
Demokrat.
Selain itu, lanjut Arif, faktor lainnya juga soal
elektabilitas yang berdasarkan banyak survei bahwa Dedi Mulyadi di atas Deddy
Mizwar. Seperti yang dilansir survei Indo Barometer pada awal November yang menyatakan
bahwa elektabilitas Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengalami peningkatan ke
angka 20 persen, menyalip elektabilitas Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar
yang menurun ke angka 16 persen.
Karena itu, kata Arif, jika ingin memenangkan pilkada, Dedi Mulyadi mesti menjadi cagub agar “daya jual” dan potensi keterpilihan lebih besar.
Meski demikian, menurut Arif, Deddy Mizwar juga
memiliki sejumlah keunggulan yang dapat menggandakan dukungan, seperti kelompok
pemilih muslim dan masyarakat perkotaan.
“Kalau Dedi Mulyadi-Deddy Mizwar bisa bersatu akan
menjadi duet maut yang merepresentasikan pemilih perdesaan dan perkotaan,”
tandas Arif.
Seperti diketahui, wacana duet Deddy Mulyadi -
Deddy Mizwar menjadi perbincangan setelah kedua tokoh ini menggelar pertemuan
dan sepakat maju bersama dengan membangun Koalisi Sajajar.
Namun demikian, kesepakatan politik tersebut masih
harus mendapatkan dukungan dari pengurus DPP, baik dari DPP Partai Golkar
maupun DPP Partai Demokrat.
0 komentar:
Post a Comment