Warga Kulonprogo yang tergabung dalam Gerbang Bintang Selatan saat memberikan dukungan percepatan proyek bandara di kantor PT Angkasa Pura Palihan, Temon. (Foto: iNews.id/Kuntadi)
KULONPROGO, iNews.id – Aksi sejumlah warga yang menolak pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) mendapatkan tantangan dari kubu yang berbeda. Sekelompok warga yang mengatasnamakan diri Gerbang Bintang Selatan mendatangi PT Angkasa Pura I, Senin, 11 Desember 2017. Mereka menyatakan dukungannya terhadap pembangunan bandara di Kulonprogo.
Munculnya aksi dua kubu, pendukung dan penolak bandara NYIA, dianggap rawan menimbulkan konflik sosial masyarakat. Hal ini dinilai dapat mencoreng citra masyarakat Kulonprogo yang dikenal santun.
“Jelas, munculnya dua kubu ini akan menimbulkan konflik sosial di masyarakat,” kata Arif Nurul Iman, pengamat sosial politik asal Kulonprogo, saat dimintai pendapatnya, Selasa (12/12/2017) siang.
Menurutnya, potensi kerawanan dan potensi konflik harus diminimalisir. Di sinilah peran polisi sangat menentukan untuk terciptanya suasana kondusif di masyarakat. Jangan sampai ada kekerasan yang menimpa warga masyarakat maupun mahasiswa. “Polisi harus memediasi agar jangan sampai ada kekerasan,” tuturnya.
Sekertaris Daerah (Sekda) Kulonprogo, Astungkoro mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo sudah berupaya untuk menemui warga yang belum mau melepaskan hak-hak atas tanahnya. Namun upaya pendekatan persuasif ini tidak bisa terlaksana. Tim dari Pemkab yang datang malah diusir kelompok mahasiswa. Mereka tidak boleh bertemu dengan warga yang masih bertahan.
“Pak Tri (Assisten Sekda) sudah kita minta ke sana, tetapi diusir,” ucap Astungkoro.
Pemkab Kulonprogo berharap warga segera meninggalkan rumah dan mengambil dana konsinyasi. Pemkab telah menyediakan Rusunawa Triharjo untuk menampung warga, sampai mereka memiliki rumah yang baru.
PT Angkasa Pura I yang memberikan surat peringatan juga harus pulang dengan tangan hampa. Warga yang didampingi mahasiswa tidak bersedia menerima surat peringatan.
Sebelumnya, puluhan orang yang tergabung dalam Gerbang Bintang Selatan mendatangi PT Angkasa Pura I, mereka sengaja datang untuk menyatakan dukungannya terhadap pembangunan bandara. Bahkan mereka siap untuk turun langsung mengusir para mahasiswa yang dianggap sebagai biang keributan.
Sementara itu, sebanyak 28 kepala keluarga masih bertahan di lokasi pembangunan Bandara NYIA. Saat ini mereka bersama dengan mahasiswa dari berbagai kampus terus melakukan aksi penolakan. Bahkan para mahasiswa ini juga tinggal dan mendirikan posko di rumah-rumah para warga.
Editor : Himas Puspito Putra
Sumber Inews
0 komentar:
Post a Comment