Friday, November 17, 2017

Setnov Diburu KPK, Dukungan Golkar untuk Jokowi Terancam

Korupsi KTP Elektronik
Kamis, 16 November 2017 15:17 WIB


henry lopulalan/stf
TOPPING OFF GEDUNG BARU GOLKAR - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (kedua kanan) menekan tombol bersama Sekjen Idrus Marham (tengah), Bendahara Umum Robert J. Kardinal, Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie (kedua kiri) dan Anggota Dewan Kehormatan MS Hidayatt "Topping Off" gedung baru Partai Golkar di DPP Partai Golkar di Jakarta, Minggu (12/11). Gedung baru Golkar bernama Gedung Panca Bakti itu untuk menampung seluruh pengurus Partai Golkar baik organisasi internal DPP maupun organisasi sayap Partai Golkar.

 Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konstelasi politik dikabarkan akan berubah seiring penetapan Ketua Umum Golkar Setyo Novanto sebagai tersangka untuk kedua kalinya oleh KPK. Tidak saja di internal Golkar, namun juga ke konstelasi politik eksternal Golkar.
 
“Pasca-jadi buronan KPK, geliat internal Golkar bakal dinamis. Faksi-faksi politik segera mengkonsolidasikan diri dan membangun kekuatan untuk memperebutkan posisi ketum Golkar,” ujar analis politik POINT Indonesia Arif Nurul Imam melalui pesan singkat, Kamis (16/11/2017).


Menurut Arif, kader-kader Golkar yang bukan faksi Setya Novanto (Setnov) akan segera mendorong Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) untuk menggantikan posisi Ketua Umum dan jabatan penting lainnya di partai berlambang pohon Beringin itu.

Di saat inilah, kata Arif, faksi-faksi politik bekerja mengkonsolidasikan kekuatan untuk merebut jabatan-jabatan penting di partai.

“Kondisi Golkar ini juga tak menguntungkan bagi Presiden Jokowi, karena dukungan Golkar pada Pilpres 2019 bisa dianulir jika faksi yang memenangkan pertarungan internal bukan faksi yang terkoneksi dengan Jokowi,” ujar Arif.

Untuk diketahui setelah mentapkan Novanto tersangka, penyidik KPK kemudian melayangkan panggilan kepada Ketua DPR tersebut pada Rabu, (15/11/2017).

Namun panggilan tersebut kembali tidak digubris Novanto. Pada malam harinya sekitar pukul 21.00 WIB, KPK kemudian menyambangi kediaman Nov
anto di Kawasan kebayoran Baru, Jakarta Selatan dengan membawa surat penangkapan.
Namun upaya KPK kembali nihil setelah Novanto tidak ada di rumahnya.‎

Editor: Ferdinand Waskita 

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment