Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha
Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi saat menghadiri safari budaya di Kota Bandung, Sabtu (27/10/2017).
PURWAKARTA, KOMPAS.com - Analis
Politik POINT Indonesia, Arif Nurul Imam menyoroti adanya fenomena baru
dalam hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indo
Barometer yang dirilis pada Jumat (3/11/2017).
Yakni meningkatnya elektabilitas Dedi Mulyadi sampai 20 persen di bawah Ridwan Kamil 46 persen. Elektabilitas
bupati Purwakarta itu menyalip Deddy Mizwar yang menurun di angka 16
persen. Padahal, beberapa hasil survei sebelumnya, posisi Dedi Mulyadi
selalu di urutan ketiga di bawah Deddy Mizwar.
"Tren
elektabiltas bakal cagub di Jabar dinamis, sebagaimana hasil survei Indo
Barometer. Tren positif dicapai oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi,
sementara tren penurunan elektabilitas terjadi pada Dedi Mizwar. Ini
membuktikan pemilih Jabar masih cair, sehingga siapapun yang unggul hari
ini belum tentu memenangi pertarungan, apalagi pilkada masih 8 bulan,"
jelas Iman melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Jumat petang.
Iman menambahkan, peningkatan elektabilitas Dedi Mulyadi dipengaruhi
beberapa faktor. Di antaranya adalah gencarnya sosialisasi yang
dilakukan Dedi Mulyadi ke pelosok-pelosok daerah Jabar, sampai adanya
keputusan Partai Golkar mengejutkan yang lebih memilih Ridwan Kamil.
Padahal, Dedi Mulyadi merupakan ketua DPD Golkar Jabar dan sebelumnya
digaungkan sebagai satu-satunya calon gubernur Jabar dari partai
berlambang beringin tersebut.
"Kenaikan elektabilitas Dedi
Mulyadi saya kira karena gencarnya melakukan sosialisasi dan cara dalam
berkomunikasi pada warga sangat mudah dicerna oleh pemilih. Juga kemarin
karena imbas dari ramainya Golkar memilih Ridwan Kamil," tambahnya.
Faktor tersebut membuat masyarakat Jabar terus memantau perkembangan
informasi sosok-sosok calon gubernur. Terlebih lagi adanya pendukung
militan dari masing-masing calon yang baru mengutarakan pilihannya
mendekati akhir-akhir masa pemilihan. Dengan demikian, kata Iman, masih
dimungkinkan akan ada perubahan signifikan dalam waktu dekat
pencoblosan.
"Kita lihat saja dari hasil survei ke survei, siapa calon yang terus mengalami kenaikan elektabilitasnya," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, lembaga survei Indo Barometer merilis hasil
survei peta dan profil calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat 2018
versi publik di Hotel Aston Braga, Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat
(3/11/2017).
Dalam rilis tersebut, dari 16 simulasi yang
dilakukan Indo Barometer, nama Ridwan Kamil masih unggul dibanding dua
nama lainnya, yakni Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi.
"Hari ini
yang kita lihat Ridwan Kamil paling potensial," kata Peneliti Indo
Barometer, Hadi Suprapto Rusli dalam konferensi pers, Jumat sore.
Meski demikian, fenomena menarik justru terjadi pada persaingan dua calon lainnya, yakni Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar.
Indo Barometer mencatat, elektabilitas Ridwan Kamil berada di angka 46
persen. Kemudian Dedi Mulyadi dengan elektabilitas 19-20 persen menyalip
elektabilitas Deddy Mizwar yang justru turun ke angka 16 hingga 17
persen.
"Dedi Mulyadi dari survei sebelumnya ada kenaikan
walaupun tidak signifikan. Kecenderungan Deddy Mizwar menurun karena
gerakannya stagnan. Selain itu karena masyarakat menilai kinerja Deddy
Mizwar belum memuaskan," ungkapnya.
Salah satu faktor yang membuat elektabilitas Dedi Mulyadi naik, sambung
Hadi, salah satunya adalah kunjungan-kunjungan yang kerap dilakukan
ketua DPD Partai Golkar tersebut ke daerah-daerah di seluruh Jawa Barat.
"Yang kita lihat apa alasan masyarakat suka dengan Dedi Mulyadi karena
merakyat. Artinya calon ini rajin blusukan ke masyarakat. Saya kira Dedi
Mulyadi memang rajin blusukan," tuturnya.
Sumber Kompas.co http://regional.kompas.com/read/2017/11/03/21054741/pengamat-elektabilitas-dedi-mulyadi-salip-deddy-mizwar-buktikan-pemilih
0 komentar:
Post a Comment