HEADLINE: Zulkifli Hasan Kembali Nakhodai PAN, ke Mana Arah Partai Selanjutnya?
Melalui mekanisme
voting, Zulhas
memenangi bursa pemilihan ketua umum dengan raihan 331
suara. Sedangkan rivalnya Mulfachri 225 suara. Satu calon lainnnya, Drajat
Wibowo mendulang 6 suara. Tiga suara dinyatakan tidak sah.
Kongres V PAN menjadi panggung adu pengaruh dan adu kuat
sejumlah calon ketua umum. Setidaknya ada empat nama yang bersaing untuk
menjadi nakhoda PAN 2020-2025. Mereka adalah petahana Zulkifli Hasan, Mulfachri
Harahap, Asman Abnur dan Drajat Wibowo. Dalam perjalanannya, Asman Abnur
menyatakan mundur dari pencalonan dan menyatakan dukungan kepada Zulhas.
Pengamat politik dan
Direktur Indostrategi Arif Nurul Imam menyatakan, perebutan kursi ketua umum
DPP PAN dari awal cukup menarik. Meski terdapat empat nama calon, namun fakta
lapangan praktis hanya mengerucut pada dua nama, yakni Mulfachri dan
Zulkifli Hasan. Cukup beralasan jika dua nama tersebut menjadi unggulan dari awal.
Zulhas, sebagai petahana memiliki instrumen politik ketika dia memilih pengurus
daerah dan wilayah.
"Di sini Zulhas
bisa memainkan perannya sebagai ketua umum. Di PAN itu
pengurus daerah ditentukan oleh DPP. Jadi ketika masih mengendalikan
pengaruhnya itu, potensi meraup suara cukup besar," ulas Arif kepada Liputan6.com,
Selasa (11/2/2020).
Sedangkan Mulfachri,
sambung, Arif, kekuatannya terletak di Hanafi Rais dan topangan tokoh senior
PAN Amien Rais.
"Kenapa peluangnya
cukup besar? Karena selama ini peran Amien Rais di tubuh PAN cukup besar.
Bahkan sejak Kongres pertama hingga di Bali, kandidat yang didukung Amien pasti
menang," ujarnya.
Menurutnya, Kongres
kali ini memang menjadi pertaruhan Amien Rais apakah pengaruhnya masih
berpengaruh apa enggak. "Kalau calon yang lainnya masih berjuang
keras," singkat dia.
Terlepas dari itu, Arif
Nurul Imam menegaskan, ketua umum terpilih membawa beban berat. Zulkifli
Hasan dituntut bisa tegas menentukan arah politik PAN ke depannya.
"Harus diambil sikap konsisten, mau di pemerintah atau di
non-pemerintah," ujarnya.
PAN, kata dia, selama
ini selalu mengambil sikap politik ambivalen. Di satu sisi masuk ke pemerintah,
di satu sisi, kritis seolah-olah menjadi kekuatan penyeimbang atau oposisi di
Senayan. "Saya kira sikap ambivalen tidak mendapatkan nilai positif. Ini
harus diubah," katanya.
Dia yakin dengan
terpilihnya Zulhas, kemungkinan besar PAN akan
bergabung di pemerintah. "Kalau yang menang Mulfachri kemungkinan
non-pemerintah," jelasnya.
Pengamat
LIPI Aisah Putri menyatakan, siapa pun yang terpiilih sebagai Ketua Umum
DPP PAN 2020-2025 ada tiga pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Yang pertama,
yakni reformasi internal partai untuk menjadi partai modern yang efektif,
profesional dan mandiri.
"Sebagai contoh,
PAN saat ini lekat dengan sosok Amien Rais, dan sebagai partai modern maka
pelekatan dengan tokoh tertentu tidak sehat bagi partai, karena seharusnya
partai yang baik itu lekat dengan program yang ditawarkan dan ideologinya.
Ketua umum baru harus bisa membangun image dan tentunya mengelola partai
menjadi organisasi politik yang profesional dan efektif," terangnya Aisah,
Selasa (11/2/2020).
Kedua, menentukan
posisi politik PAN antara menjadi oposisi pemerintahan atau koalisi. Hal ini
penting bagi PAN untuk menentukan arahnya sejak saat ini karena di bawah
kepemimpinan Zulhas dan dengan bayang-bayang Amien Rais, posisi PAN tidak firmed.
"Jika ini secara
terus menerus terjadi maka akan sangat mungkin berpengaruh pada elektabilitas
partai ke depan. PAN bisa saja menjadi oposisi pemerintah karena ada peluang
memperoleh konstituen pada kelompok yang tidak sejalan dengan visi-misi
pemerintah saat ini, dan ini bisa jadi peluang meningkatkan elektabilitas pada
pemilu mendatang, terutama Pemilu 2024," jelasnya.
Di sisi lain, PAN bisa
juga secara tetap mempertahankan posisinya sebagai bagian dari koalisi
pemerintah. Pilihan ini harus ditentukan secara jelas oleh ketua umum dan
kepengurusannya yang baru.
Ketiga, lanjut Aisah,
ketua PAN terpilih harus mempersiapkan diri untuk Pilkada dan Pemilu 2024.
Pilkada akan dilaksanakan dalam waktu dekat, dan tentunya penting bagi ketua
umum untuk mempersiapkan diri menentukan calon-calon terbaiknya dalam pilkada.
"PAN sebagai
partai reformasi yang sudah ada sejak pemilu 1999 seharusnya juga mampu
mempersiapkan kadernya sendiri dalam kancah Pemilu Presiden 2024 yang
kemungkinan calonnya masih kosong," pungkasnya.
Aisah menambahkan,
terpilihnya Zulkifli sebagai ketua umum PAN untuk
kali kedua, tak lepas dari posisi petahana yang disandangnya. Zulhas
bisa lebih unggul dibandingkan dengan calon lain karena faktor ini memberikan
keuntungan baginya.
"Relasi dan
komunikasi politik Zulhas sebagai ketua umum dengan pengurus daerah tentunya
lebih intens dibandingkan dengan para calon lainnya," katanya.
Selain faktor petahana,
faktor kapasitas calon juga sangat berpengaruh. Sejauh mana calon memiliki
kapasitas manajemen partai, mengelola partai, serta memiliki jaringan politik
yang baik. Dari aspek ini, keempat calon memiliki pengalaman di dalam
kepengurusan partai dan berpolitik di kancah politik nasional, sehingga para
pengurus PAN yang akan memilih di dalam kongres bisa mempertimbangkan yang mana
calon terbaik.
"Namun, tentu yang
paling menonjol di antara calon tersebut adalah Pak Zulhas karena posisi
sebelumnya adalah ketua umum. Menjadi ketua umum," jelasnya.
Zulhas Vs
Mulfachri
Zulhas misalnya, jauh
sebelum voting sesumbar telah didukung 28 hingga 30 DPW PAN.
"Mereka mendaulat saya untuk bersedia mencalonkan diri.
Walaupun dari 30 itu kemudian ada 4 yang pindah
dukungan," ujar Zulhas di lokasi Kongres.
Terlepas dari itu,
Zulhas berharap Kongres PAN dapat berjalan kondusif. "Kalau ingat dulu di
Bali sama suasananya. Bahkan selisih suaranya cuma 6 suara. Tapi selesai
Kongres, PAN bersatu lagi," jelas dia.
Baginya, dinamika dalam
PAN saat Kongres menjadi hal biasa. Meminjam perumpamaan dari Amien Rais,
partai berlambang matahari itu layaknya gulat smack down yang
tampak sarat kekerasan namun damai usai pertandingan.
"Sesudah selesai,
PAN rukun bersatu kembali," Zulhas menandaskan.
Sementara
itu, Mulfachri mengaku enggan mengklaim jumlah dukungan yang dia kantongi.
Sebab hal tersebut bisa saja menimbulkan kesimpangsiuran informasi yang muncul
di masyarakat.
Hanya, merujuk pada
pertemuan di Batu, Jawa Timur, Jumat 7 Februari 2020, Mulfachri yang
maju sepaket bersama Hanafi Rais, mengklaim telah didukung 298 pemilik suara
kongres.
"Dukungan 298 voters ini
adalah berdasarkan registrasi kehadiran voters dari DPW dan
DPD PAN se-Indonesia. Berdasarkan data riil mutakhir, yang sudah hadir di Batu,
Malang ada 298 voters. Karena berdasarkan korwil kami yang tersebar di 34 DPW
PAN, masih ada konfirmasi kehadiran voters," kata
Sekretaris Tim Pemenangan Mulfachri-Hanafi, Ahmad Yohan, Selasa.
Dia juga mengharapkan
Kongres V PAN aman dan lancar. Kalaupun ada beda pendapat, khususnya
antara pendukung masing-masing caketum, hal tersebut merupakan sesuatu yang
wajar.
"Bahwa ya ada
riak-riak kecil seperti yang teman-teman dengar itu. Itu sesuatu yang wajar
menurut saya," kata dia.
Yang penting, perbedaan
pendapat tersebut tidak mengganggu kemeriahan kongres.
"Seperti yang saya
sampaikan berkali-kali, dalam sebuah pesta besar kalau ada satu dua piring
pecah saya kira itu hal yang wajar dan tidak merusak kemeriahan pesta,"
terang dia.
"Jadi satu dua
piring pecah dalam sebuah perhelatan besar seperti ini saya kira itu sesuatu
yang masih masuk akal masih bisa diterima," ungkapnya.
Hal utama dan
substansial yang harus diperhatikan dan dikawal, yakni agenda-agenda Kongres
dapat dijalankan. "Yang paling penting hal-hal yang subtansial tetap bisa
terlaksana dalam kegiatan kongres ini yang memang menjadi agenda kongres,"
urainya.
Ricuh
Kongres, dari Rebut Laptop hingga Senjata Tajam
Kongres V PAN di Hotel Claro Kendari, dipenuhi dengan drama
keributan yang melibatkan para pendukung calon ketua umum. Suasana panas sudah
terlihat di hari pertama, Senin 10 Februari 2020. Kericuhan terjadi antar
peserta kongres yang menuntut panitia menutup proses pendaftaran peserta
kongres. Sementara lainnya menolak dan ngotot masuk. Saling adu suara dengan
nada tinggi antara satu peserta dengan berlangsung sengit.
"Kita boikot
kongres kalau tidak hentikan pendaftaran," teriak seorang peserta kongres
PAN, Senin.
Kericuhan berujung aksi
tindak kekerasan. Termasuk juga adanya perampasan lima buah laptop panitia
sebagai sarana penyimpanan data peserta kongres.
Mewakili peserta dan
panitia kongres, Ketua DPW PAN Kalimantan Timur Darlis Pattalongi menyampaikan
keberatannya atas kejadian tersebut.
"Sangat
disayangkan, ada kontak fisik yang dilakukan oknum peserta. Ada penyitaan alat
elektronik yang itu ganggu jalannya registrasi," tutur Darlis di Hotel
Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (10/2/2020).
Menurut Darlis, insiden
ini membuat kongres terhambat dan merugikan partai. Sebagai sesama kader,
tentunya sudah menjadi keharusan menjaga nama baik partai yang menaunginya.
Ricuh berlanjut di hari
kedua, Selasa (11/2/2020) saat agenda pembacaan tata tertib kongres.
Suasana Hotel Claro Kendari yang sempat adem kembali panas. Kursi, botol
minuman plastik dan kardus-kardus beterbangan tak tentu arah. Sebagian
massa yang ada di ruangan Phinisi Hotel Claro semburat berlarian mengamankan
diri.
Akibat aksi liar
tersebut, pintu kaca hotel pecah berantakan, susunan meja dan kursi berantakan.
Tak hanya itu, sejumlah orang terluka di kepala akibat tertimpuk kursi dan
benda-benda lainnya. Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Merdisyam sampai
harus berteriak-teriak memberikan instruksi untuk menenangkan suasana.
Ricuh kali ini
disebabkan ada sejumlah peserta yang meminta sterilisasi peserta
sidang. Ada kelompok peserta yang menginginkan sidang tetap dilanjutkan.
Sementara ada sekelompok peserta yang meminta agar orang-orang yang bukan
peserta keluar dari ruang sedang.
"Yang bukan
peserta, keluar!" teriak salah satu peserta.
"99 persen
(sidang) kondusif. Jangan terganggu oleh 1 persen yang mau rusuh. Boleh main
taktis persidangan tapi jangan kekanak-kanakan," ungkap suara yang lain.
Asalnya dari panggung utama.
Ketua Panitia Pelaksana
(Organizing Committee/OC) Kongres PAN Eko Hendro Purnomo harus susah payah
meminta agar segenap peserta sidang kembali tenang agar sidang dapat
dilanjutkan. "Pak, duduk Pak," ujar Eko.
Tak cukup itu, di luar
persidangan, Polda Sulawesi Tenggara juga menemukan seorang peserta kongres
kedapatan membawa senjata tajam. Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Merdisyam
menyampaikan, pria itu diamankan di pelabuhan dan diketahui merupakan peserta
Kongres PAN.
"Waktu ada datang
dari Ferry, rombongan datang kemari itu memang kita razia. Dan memang didapati
satu orang membawa senjata tajam," tutur Merdisyam di Hotel Claro Kendari,
Senin (10/2/2020).
Menurut Merdisyam, pria
itu membawa senjata tajam jenis golok. Dia masih diamankan petugas. "Titik
razia ada di pelabuhan, di bandara, segala pintu masuk," jelas dia.
Berdasarkan informasi,
peserta tersebut merupakan pendukung caketum PAN Mulfachri Harahap. Hanya saja,
Merdisyam tidak merinci identitas pria tersebut.
"Masalah dia
pendukung siapa, mendukung siapa, kita tidak melihat itu. Karena kita melihat
bahwa ada sesuatu melanggar daripada ketentuan undang-undang," Merdisyam
menandaskan.
0 komentar:
Post a Comment