Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Orang Boleh Pandai Setinggi Langit Tapi Selama ia Tidak Menulis Ia akan hilang didalam Masyarakat dan Sejarah. Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Thursday, February 27, 2020
Milenial Maju Pilkada, Pengamat: Jangan Cuma Muda, Tapi Miskin Gagasan
Milenial Maju Pilkada,
Pengamat: Jangan Cuma Muda, Tapi Miskin Gagasan
Perlu bekal khusus.
Kamis, 27 Februari 2020 15:13 WIB
·
INDOZONE.ID - Pengamat
Politik dan Direktur Eksekutif Indostrategi, Arif Nurul Imam menyatakan calon
kepala daerah milenial di Pilkada 2020 memiliki potensi besar untuk unggul
lantaran jumlah pemilih dari kalangan milenial juga
berlimpah jumlahnya.
Namun,
bukan sekadar mengandalkan sisi milenialnya, para calon kepala daerah ini perlu
memiliki bekal khusus yang berbeda dari calon kepala daerah yang berusia
matang.
"Bekal
yang diperlukan calon kepala daerah milenial, tentu saja tak boleh sekadar
muda, melainkan harus memiliki gagasan, program kerja nyata, memperluas basis
sosial politik dan meningkatkan skill politiknya sekaligus mampu menjawab
persoalan masyarakat. Tak boleh sekadar milenial, tapi miskin gagasan dan minim
basis sosial," ucapnya saat dihubungi Indozone, Kamis, (27/2/2020).
Dia juga
mengatakan para calon kepala daerah milenial harus memiliki program dan gagasan
yang menarik. Termasuk hal-hal lokal di daerah mereka.
"Terkait
program milenial yang menarik dalam Pilkada 2020 tentu tiap daerah memiliki
'kelokalan' masing-masing, hanya ada sifat milenial yang menjadi gejala umum
seperti melek informasi, independen, tak mau dikooptasi, suka hal dan
pengalaman baru bisa menjadi basis menyusun program kampanye di kontekskan
dengan kelokalan masing-masing," ujarnya.
Menurutnya,
kalangan milenial merupakan kategori pemilih yang berjumlah besar sehingga
secara elektoral menjadi menarik dan diperebutkan para politisi.
"Pilkada
2020 misalnya, bisa menjadi salah satu uji coba politik para milenial yang terjun
di perhelatan Pilkada tentu akan berdampak di Pemilu 2024. Jika sukses di
pilkada 2020 ini akan direplikasi di Pemilu 2024, baik strategi maupun narasi
politiknya," ungkapnya.
Wednesday, February 26, 2020
Elektabilitas Jauh Di Bawah Anies, AHY Harus Kerja Keras Lagi
Elektabilitas
Jauh Di Bawah Anies, AHY Harus Kerja Keras Lagi
POLITIK RABU, 26
FEBRUARI 2020 , 13:05:00 WIB | LAPORAN: RMOL NETWORK
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti
Yudhoyono mesti melakukan kerja-kerja politik lebih keras lagi untuk menaikan
elektabilitas.
Sebab, elektabilitas AHY masih jauh tertinggal dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan.
Demikian disampaikan pengamat politik dari IndoStrategi, Arif Nurul Imam, saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (26/2).
"AHY tentu
lebih berat ketimbang Anies Baswedan, dia harus kerja keras lagi dalam kerja
politik," kata Arif Nurul Imam.
Kendati begitu, menurutnya, Anies Baswedan dan AHY sama-sama berpotensi maju pada Pilpres 2024. Meski sejauh ini elektabilitas Anies lebih unggul ketimbang AHY.
"Artinya tokoh muda seperti Anies Baswedan potensi maju dalam Pilpres 2024 karena memiliki modal elektabilitas," tutup Arif Nurul Imam.
Kendati begitu, menurutnya, Anies Baswedan dan AHY sama-sama berpotensi maju pada Pilpres 2024. Meski sejauh ini elektabilitas Anies lebih unggul ketimbang AHY.
"Artinya tokoh muda seperti Anies Baswedan potensi maju dalam Pilpres 2024 karena memiliki modal elektabilitas," tutup Arif Nurul Imam.
Survei terbaru Indo Barometer: Prabowo Subianto (22.5 persen), Anies Baswedan (14.3 persen), Sandiaga Salahuddin Uno (8.1 persen), Ganjar Pranowo (7,7, persen), Tri Rismaharini (6,8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (5,7 persen), Khofifah Indar Parawansa (3,3 persen), Ridwan Kamil (2,6 persen), Erick Thohir (2,5 persen), Mahfud MD (1,6 persen), dan Puan Maharani (1 persen).
Adapun hasil survei Median: Prabowo Subianto (18,8 persen), Anies Baswedan (15,8 persen), Sandiaga Uno (9,6 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (8,3 persen), Ridwan Kamil (5,7 persen), Ganjar Pranowo (5,5 persen), Khofifah Indar Parawansa (5,4 persen), Tri Rismaharini (3,3 persen), Mahfud MD (3,3 persen), dan Gatot Nurmantyo (1,6 persen).[dod]
Kerja Stafsus Milenial Tak Kelihatan, Pengamat: Power Politik Rendah Mereka Tidak Punya Power
Rabu, 26 Februari 2020 17:43 WIB
·
·
·
·
INDOZONE.ID - Lebih
dari 100 hari Presiden Joko Widodo bekerja di periode keduanya, begitupun
utusannya dari kalangan millenial yang menjabat sebagai staf khusus (stafsus).
Ada 7 muda mudi yang berkompeten dan diakui berintelegensi tinggi. Namun sampai
hari ini belum nampak kinerjanya di mata masyarakat.
Bukan hanya kerja stafsus milenial, produk
kebijakan Jokowi yang pro terhadap anak muda pun belum terlihat. Pengamat
politik dari IndoStrategi, Arif Nurul Imam menilai Stafsus Presiden milenial
memang sejauh ini belum menunjukkan peran dan kinerjanya.
"Harapan akan muncul inovasi dan
terobosan saya kira belum ada yang bisa dirasakan oleh publik. Tapi memang
secara politik, stafsus milenial tak memiliki power politik untuk mendesakkan
gagasan dan ide inovasinya," ucapnya saat dihubungi Indozone,
Rabu (26/2/2020).
Menurutnya, stafsus millenial harus
bertarung dengan kekuatan oligarki di lingkaran presiden.
"Selain memang ada arah sekadar lips
service agar presiden nampak mengakomodasi kelompok milenial yang notabenya
memiliki pemilih besar," tegasnya.
Ariep juga mengatakan bukan hanya power
politik yang lemah, namun tugas pokok stafsus millenial juga hanya sekedar
memberi masukan kepada presiden dan dinilai tak kuat untuk memengaruhi
kebijakan pemerintah.
"Paling banter memberi masukan ide dan
konsep, selebihnya tak bisa berperan banyak karena memang bukan tugasnya
melakukan eksekusi," tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi merekrut tujuh
staf khusus (stafsus) millenial, semua usianya berada di bawah 40 tahun. Para
stafsus milenial itu adalah pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara (29),
CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung (23), CEO Amarta Andi
Taufan Garuda Putra (32), Perumus Pergerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi
(36).
Selain itu ada pula pemuda asal Papua
Gracia Billy Mambrasar (31), Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia (32),
dan mantan Ketua Umum PMII Aminuddin Ma'ruf (33). Posisi tujuh anak muda ini
menggeser beberapa 'golongan tua' yang sebelumnya mengisi kursi staf khusus.
Editorial Team
Show All
Friday, February 21, 2020
Tingkat Popularitas Jadi Penentu Wagub Terpilih
Tingkat Popularitas Jadi
Penentu Wagub Terpilih
Dua fraksi dukung Riza, sedangkan PKS klaim raih
dukungan dari Partai Demokrat.
Jumat , 21 Feb 2020, 07:37 WIB
ROL/Havid Al
Vizki
Anies
Baswedan
Rep: Amri
Amrullah Red: Bilal Ramadhan
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Setelah Tata tertib (Tatib) pemilihan wakil gubernur (wagub) DKI
Jakarta disahkan pada sidang Paripurna di DPRD DKI, Jakarta, Rabu (19/2)
kemarin. Kini publik akan mulai berhitung, mana di antara dua calon wagub,
Ahmad Riza Patria dan Nurmansjah Lubis yang memiliki kans keterpilihan lebih
besar untuk mendampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Pengamat
politik dan Direktur IndoStrategi, Arif Nurul Iman, mengatakan, dua cawagub
memiliki peluang masing-masing untuk terpilih. Namun, menurut dia, ada faktor
lain yang akan menentukan pilihan dari 106 Anggota DPRD DKi Jakarta yang
memiliki hak suara. Di antaranya, kata dia, popularitas dan pergaulan politik
calon.
Pengamat politik dan
Direktur IndoStrategi, Arif Nurul Iman, mengatakan, dua cawagub memiliki
peluang masing-masing untuk terpilih. Namun, menurut dia, ada faktor lain yang
akan menentukan pilihan dari 106 Anggota DPRD DKi Jakarta yang memiliki hak
suara. Di antaranya, kata dia, popularitas dan
pergaulan politik
calon.
Menurut Arif, peluang
Ariza, sapaan akrab cawagub dari Gerindra itu, cenderung lebih besar dari pada
Nurmansjah yang diusulkan PKS. "Peluang Ariza lebih besar daripada
Nurmansjah yang dari PKS," kata Arif kepada wartawan, Kamis (20/2).
Sebab, menurut dia,
Ariza memiliki kelebihan, yakni kepopuleran dirinya yang sudah sejak 2014
sebagai Anggota DPR RI. Selain itu, Arif menilai, karena Ariza berasal dari
Partai Gerindra sehingga lebih mudah mendapatkan dukungan anggota DPRD dari
parpol pendukung pemerintah Jokowi saat ini. Bahkan, sambung Arif, Ariza juga
seorang aktivis yang dikenal malang melintang di HMI, Kahmi, dan KNPI.
"Karena itu,
faktor popularitas dan pergaulan politik Ariza lebih tinggi ketimbang
Nurmansjah. Ia merupakan politisi nasional anggota DPR RI dan termasuk politisi
yang jadi media daring dalam merespons aneka peristiwa politik," ujar dia.
Keuntungan ini, yang dinilai memudahkan Ariza, khususnya di jaringan sesama
aktivis politik dengan melakukan lobi-lobi politik.
Sementara itu, sosok
Nurmansjah, jelas dia, merupakan politisi muda unggulan PKS. Nurmansjah atau
kini akrab disapa Ancah, sejak awal karier politiknya sudah aktif menjadi kader
PKS secara berjenjang di Jakarta.
Ancah juga sudah
dikenal di DPRD DKI karena ia pernah sembilan tahun sebagai Anggota DPRD DKI
dari PKS sejak 2004-2013. "Sebenarnya Bang Ancah ini juga sudah dikenal
lama di DPRD, jadi bisa jadi dukungan ke dia juga banyak," kata Arif.
Walaupun untuk Anggota
DPRD DKI Jakarta pada periode 2019-2024 kali ini banyak wajah baru, yang bisa
jadi belum mengenal sosok Ancah. Karena itu, Arif menekankan, peran sosialisasi
dan lobi-lobi partai pengusung sangat menentukan, selain dari kepopuleran
cawagubnya itu sendiri. Termasuk juga kapasitas calon saat nanti uji kelayakan.
Dia melihat Gerindra dan PKS sudah melakukan safari politik tersebut.
"Masih ada
peluang dan kans dua calon ini meraih suara dari 106 Anggota DPRD. Dan, yang
juga menentukan nanti saat uji kelayakan di sidang Paripurna saat
pemilihan," ujar dia.
Sejumlah fraksi
seperti Golkar dan PAN sudah mengindikasikan dukungan ke salah satu cawagub,
yakni Ariza Patria dari Gerindra. Fraksi Partai Golkar DKI Jakarta secara tegas
sudah menentukan pilihan ke Ariza Patria melalui pernyataan Ketua Fraksi Partai
Golkar DPRD DKI Jakarta, Basri Baco.
"Kalau Golkar,
DKI sudah putuskan mendukung Ahmad Riza Patria," kata Basri Baco.
Anggota DPRD DKI yang
juga Sekretaris Fraksi Golkar ini menyebut, keputusan Golkar DKI ke Ariza
merupakan instruksi DPP Partai Golkar. "Jadi, ini perintah pimpinan
pusat," ujar dia.
Selain Golkar,
Politisi PAN DKI Lukmanul Hakim juga menyebut dukungannya ke Ariza. "Pak
Riza komunikasinya jalan. Kami tentu memilih yang terbaik, arahnya ke Gerindra
enggak jauh dari situlah," kata Lukman.
Walaupun dukungan ini
masih sebatas personal, Lukman yang juga Ketua Fraksi PAN di DPRD DKI yakin
Anggota Fraksinya memiliki pandangan yang sama soal pilihan dukungan Cawagub
DKI saat pemilihan nanti.
Sementara itu, Ketua
Fraksi PKS DPRD DKI Mohammad Arifin meyakini komunikasi dengan beberapa Fraksi
sudah sangat erat untuk memberikan dukungan ke Nurmansjah. Di antaranya ia
meyakini Fraksi Demokrat memberi sinyal positif dukungan ke Nurmansjah.
"Sinyal
(Demokrat) bagus untuk bang Ancah agar beliau bisa terpilih menjadi Wakil Gubernur
DKI Jakarta," ujar Arifin.
Sejauh ini, DPRD DKI Jakarta telah memegang dua nama kandidiat cawagub DKI
Jakarta, masing-masing Ahmad Riza Patria dari Partai Gerindra dan Nurmansjah
Lubis dari PKS. Kedua nama itu telah disetujui Gubernur DKI Jakarta Anies
Rasyid Baswedan dengan surat rekomendasi pemilihan yang telah dikirimkan ke
DPRD DKI Jakarta pada akhir Januari 2020.
Lima Politikus Muda Ini Diprediksi Bersinar di 2024
Sindo, Jum'at, 21 Februari 2020
JAKARTA - Pengamat Politik dan Direktur IndoStrategi Arif Nurul Imam memprediksi ada lima politikus muda yang potensial bersinar di tahun 2024 mendatang. Mereka adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua DPR Puan Maharani, dan Putra Sulung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Untuk bisa prediksi siapa politikus muda yang bersinar di 2024 setidaknya ada beberapa hal yang akan berpengaruh yaitu rekam jejak, dan kecakapan politik," ujar Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Jumat (21/2/2020).
Dia mengatakan, rekam jejak dan kecakapan politik akan berpengaruh terhadap popularitas dan elektabilitas. "Misalnya perihal rekam jejak sukses story dan kecakapan politik seperti pandai memanfaatkan momentum politik untuk menaikkan daya tawar politiknya," katanya.
Selain itu, kata dia, dukungan partai politik (Parpol) juga menjadi variabel penting. Karena, lanjut dia, tanpa dukungan Parpol, mustahil bisa ikut dalam kontestasi elektoral.
"Jika melihat dari deretan tokoh muda yang potensial muncul Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Puan Maharani, AHY merupakan lima sosok paling potensial," ungkapnya.
Namun, hal tersebut kata dia masih bersifat tentatif. "Tapi lima sosok tersebut memiliki ketiga kriteria tersebut," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengungkapkan perubahan politik akan terjadi pada 2024. Generasi tua akan menepi, digantikan oleh anak-anak muda. Dikatakan Mega, 2024 sebagai regenerasi politik.
Thursday, February 20, 2020
AHY Calon Potensial Di 2024, Asal ....
AHY Calon Potensial Di
2024, Asal ....
KAMIS, 20 FEBRUARI 2020,
10:48 WIB
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
Potensi Wakil Ketua Umum
Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY maju di Pilpres 2024 terbuka
lebar. Pasalnya, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu memiliki modal
yang cukup untuk mengarungi pesta lima tahunan tersebut.
"Potensi AHY maju
Pilpres 2024 terbuka lebar setidaknya ada dua hal. Pertama dia punya gerbong
parpol, Demokrat. Kedua, dia punya modal bangun ketokohan," kata pengamat
politik dari Indostrategi Arif Nurul Imam saat berbincang dengan Kantor Berita
Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Kamis (20/2).
Menurutnya, AHY masih
memiliki waktu untuk memantapkan tujuan maju pada gelaran Pilpres 2024.
Meskipun, peta dan dinamika politik menjelang Pilpres 2024 masih sangat cair.
"AHY bisa memoles diri untuk dapatkan
popularitas dan elektabilitas. Memang dinamika Pilpres 2020 masih prematur,
tetapi tokoh seperti AHY potensial maju Pilpres 2024," ujar Arif Nurul
Imam.
Terjangkau Dengan catatan,
lanjutnya, AHY tidak berhenti untuk bergerilya meraih simpati masyarakat
Indonesia sejak saat ini hingga waktu Pilpres 2024 tiba. “Dia (AHY) mesti
melakukan kerja-kerja politik," demikian Arif Nurul Imam. EDITOR:
WIDIAN VEBRIYANTO
Artikel ini telah tayang di Rmol.id dengan judul "AHY Calon Potensial Di 2024, Asal ....", https://politik.rmol.id/read/2020/02/20/422186/ahy-calon-potensial-di-2024-asal.
Artikel ini telah tayang di Rmol.id dengan judul "AHY Calon Potensial Di 2024, Asal ....", https://politik.rmol.id/read/2020/02/20/422186/ahy-calon-potensial-di-2024-asal.
Tuesday, February 18, 2020
Kader Partai Demokrat Dinilai Perlu Pikirkan
Selasa, 18 Februari
2020 | 17:52
Kader Partai Demokrat Dinilai Perlu Pikirkan
Jakarta,
Beritasatu.com – Seluruh kader Partai Demokrat (PD) dinilai perlu memikirkan masa
depan partai itu ke depan. Pemilik suara dalam Kongres PD pada Mei 2020,
sepatutnya memerhatikan sosok ideal untuk memimpin PD.
“Kader Partai Demokrat
tentu harus lihat masa depan partai ini mau ke mana. Apakah akan jadi partai
besar, menengah, atau tidak lolos ambang batas parlemen pada 2024?. Jadi kader
harus lihat siapa calon ketua umum yang paling layak dan pas,” kata Direktur
IndoStrategi, Arif Nurul Imam kepada Beritasatu.com, Selasa
(18/2/2020).
Menurut Arif, ada dua tokoh muda di PD
yang memang berpeluang menggantikan Ketua Umum (ketum) PD Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY). Keduanya merupakan putra SBY yakni Agus Harimurti Yudhoyono
(AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). “Dua kandidat ini (AHY dan Ibas)
adalah anak Pak SBY yang memang mempunyai sisi plus dan minus,” ujar Arif.
Arif menyatakan AHY memang dapat menjadi
ikon PD pada Pemilu 2024. Meski begitu, lanjut Arif, AHY belum memiliki
pengalaman panjang di dunia politik. Berbanding jauh dengan Ibas yang pernah
menjabat sekretaris jenderal (sekjen). Ibas pun tercatat masih menjabat ketua
Fraksi PD DPR. Hal itu tentu menjadi kelebihan Ibas.
“Partai Demokrat butuh ikon seperti AHY.
Tapi AHY belum punya jam terbang politik yang tinggi seperti Ibas. Secara
personal ketokohan Ibas memang masih kalah dengan AHY. Hanya Ibas sudah tahu
riil politik praktis, bagaimana melakukan kerja-kerja politik, konsolidasi,
lobi-lobi politik,” ujar Arif.
Menurut Arif, peluang ketum PD periode
2020-2025 terpilih aklamasi terbuka lebar. “Pak SBY juga jadi penentu.
Tergantung Pak SBY yang pasti tidak rela anaknya bertarung kemudian menjadi
konflik berkepanjangan,” imbuh Arif.
Sekadar diketahui, AHY gencar menemui
kader PD di daerah. AHY yang pernah maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta
pada 2017, kerap mengunggah kunjungan melalui akun Instagramnya. AHY sempat
menyatakan PD memiliki mekanisme pemilihan ketum sesuai AD/ART.
“Ketua umum kami, Pak SBY tentunya juga
sudah memiliki gambaran-gambaran bagaimana partai ini semakin baik ke depan.
Kongres itu sebagai sebuah formalitas. (hal) yang penting bagi kami, bagaimana
Demokrat terus memiliki semangat untuk berbenah diri, terus meningkatkan
kerja-kerja politik untuk masyarakat di berbagai daerah dan nusantara,” kata
AHY.
AHY pun menepis akan
terjadi persaingan dengan Ibas saat kongres nanti. “Oh enggak ada. Enggak ada
sama sekali. Kami adalah keluarga besar, untuk kita semua menginginkan membawa
Pertai Demokrat itu semakin baik ke depan. Tidak ada itu
persaingan-persaingan,” ucap AHY.
Penulis: Carlos KY Paath / JAS
Sumber: BeritaSatu.com
Sumber: BeritaSatu.com
Sunday, February 16, 2020
Hapus Upah dan Cuti, Pengamat: Omnibus Law Perlu Mendengar Aspirasi Buruh
Hapus Upah dan Cuti, Pengamat: Omnibus Law Perlu
Mendengar Aspirasi Buruh
Minggu, 16 Februari 2020 - 09:13 WIB
views: 13.271
JAKARTA - Pengamat Politik dan Direktur IndoStrategi Arif Nurul Imam menilai
draf Omnibus Law Cipta Kerja perlu dikritisi. Sebab Omnibus Law itu menghapus
aturan soal upah yang seharusnya diterima buruh atau pekerja bila berhalangan
tidak masuk kerja.
Selain itu, lanjut dia, rancangan
undang-undang (UU) itu juga menghapus aturan pemberian waktu istirahat panjang
atau cuti panjang bagi pekerja yang masa kerjanya di sebuah perusahaan sudah
lebih dari 6 tahun.
“Rancangan UU ini perlu dikritisi, perlu
mendengar aspirasi buruh. Jangan sampai sepihak, hanya menguntungkan pengusaha
saja,” kata Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Minggu (16/2/2020).
Arif menegaskan, salah
satu syarat membuat kebijakan adalah harus partisipatif, yakni mendengar dari
semua stakeholder terkait.
“Omnibus Law RUU
Ciptakan Lapangan Kerja ini sangat merugikan buruh, karena menghapus upah jika
buruh berhalangan masuk kerja dan dihilangkannya cuti panjang bagi pekerja yang
masa kerjanya di sebuah perusahaan sudah lebih dari 6 tahun,” tuturnya.
Lebih lanjut dia
mengatakan, Presiden Jokowi seharusnya memperhatikan sektor perburuhan secara
komprehensif. Hal ini lantaran buruh atau lapisan rakyat kecil sebagian besar
pendukung dalam Pilpres 2019, karena figur Jokowi dianggap pro rakyat
kecil.
“Jangan sampai mengingkari amanat rakyat kecil, karena Pak Jokowi didukung oleh para buruh lantaran dianggap bisa memperjuangkan wong cilik,” pungkasnya.
Wednesday, February 12, 2020
Meredupnya Pengaruh Amien Rais
Meredupnya Pengaruh Amien Rais
Rabu, 12 Februari 2020 | 01:24 WIB
Oleh : Dedy Priatmojo, Agus Rahmat,
·
VIVAnews – Pengaruh
M.Amien Rais di Partai Amanat Nasional (PAN) begitu sangat kuat. Dari kongres
ke kongres, salah satu tokoh Reformasi itu selalu didengarkan arahan dan
ucapannya oleh para kader.
Namun kali ini, pengaruh Amien Rais dinilai mulai luntur. Mengingat,
petahana Zulkifli Hasan kembali terpilih sebagai ketua umum periode 2020-2025.
Sementara kandidat yang didukung Amien adalah Mulfachri Harahap yang tadinya
bakal menjadikan Hanafi Rais sebagai sekjen jika menang.
Pengaruh Amien mulai luntur, karena biasanya di PAN, calon petahana tidak
diperkenankan maju lagi dan tidak didukung Amien Rais. Tapi Zulkifli Hasan
justru sebaliknya, bahkan menang.
Pengamat politik dari IndoStrategi Arif Nurul Iman mengatakan, kongres PAN
di Kendari kali ini cukup menarik. Dia tetap yakin, bahwa pengaruh seorang
Amien Rais di tubuh partai berlambang matahari itu masih ada.
Namun diakuinya, pengaruh Amien Rais tidak sekuat seperti kongres-kongres
sebelumnya.
"Saya kira
pengaruh Amien Rais akan selalu menurun. Karena faktor usia maupun munculnya
pengaruh-pengaruh tokoh PAN yang lain seperti Zulkifli Hasan sebagai ketua
umum," kata Arif Nurul, dalam perbincangan dengan VIVAnews,
Selasa 11 Februari 2020.
Menurutnya, pamor Zulkifli Hasan masih cukup besar, karirnya dalam
perpolitikan Tanah Air juga masih baik. Dengan terpilih menjadi ketua umum PAN
periode kedua, Zulkifli ingin punya daya tawar politik nasional.
Disisi lain, pengaruh Amien Rais kian tahun mulai menurun. Terbukti, calon
yang didukung oleh Tokoh Reformasi itu kandas.
"Saya kira pengaruh Amien Rais harus disadari juga ada penurunan
dibanding Amien Rais ketika awal-awal Reformasi atau pada awal-awal ketum
partai. Tapi yang jelas masih punya pengaruh. Apakah signifikan atau
enggak," jelas Arif.
Sebelumnya, Zulkifli Hasan kembali terpilih sebagai ketua umum dalam
Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) di Kendari, Selasa, 11 Februari 2020.
Zulkifli Hasan atau Zulhas unggul dengan perolehan 331 suara dari 562 suara
sah.
Zulhas mengungguli Mulfachri Harahap dengan perolehan suara sebanyak 225
dan Drajad Wibowo mengantongi 6 suara. Zulhan unggul sebanyak 106 suara dari
Mulfachri dan berhak menjadi Ketua Umum PAN Periode 2020-2025.
HEADLINE: Zulkifli Hasan Kembali Nakhodai PAN, ke Mana Arah Partai Selanjutnya?
HEADLINE: Zulkifli Hasan Kembali Nakhodai PAN, ke Mana Arah Partai Selanjutnya?
Melalui mekanisme
voting, Zulhas
memenangi bursa pemilihan ketua umum dengan raihan 331
suara. Sedangkan rivalnya Mulfachri 225 suara. Satu calon lainnnya, Drajat
Wibowo mendulang 6 suara. Tiga suara dinyatakan tidak sah.
Kongres V PAN menjadi panggung adu pengaruh dan adu kuat
sejumlah calon ketua umum. Setidaknya ada empat nama yang bersaing untuk
menjadi nakhoda PAN 2020-2025. Mereka adalah petahana Zulkifli Hasan, Mulfachri
Harahap, Asman Abnur dan Drajat Wibowo. Dalam perjalanannya, Asman Abnur
menyatakan mundur dari pencalonan dan menyatakan dukungan kepada Zulhas.
Pengamat politik dan
Direktur Indostrategi Arif Nurul Imam menyatakan, perebutan kursi ketua umum
DPP PAN dari awal cukup menarik. Meski terdapat empat nama calon, namun fakta
lapangan praktis hanya mengerucut pada dua nama, yakni Mulfachri dan
Zulkifli Hasan. Cukup beralasan jika dua nama tersebut menjadi unggulan dari awal.
Zulhas, sebagai petahana memiliki instrumen politik ketika dia memilih pengurus
daerah dan wilayah.
"Di sini Zulhas
bisa memainkan perannya sebagai ketua umum. Di PAN itu
pengurus daerah ditentukan oleh DPP. Jadi ketika masih mengendalikan
pengaruhnya itu, potensi meraup suara cukup besar," ulas Arif kepada Liputan6.com,
Selasa (11/2/2020).
Sedangkan Mulfachri,
sambung, Arif, kekuatannya terletak di Hanafi Rais dan topangan tokoh senior
PAN Amien Rais.
"Kenapa peluangnya
cukup besar? Karena selama ini peran Amien Rais di tubuh PAN cukup besar.
Bahkan sejak Kongres pertama hingga di Bali, kandidat yang didukung Amien pasti
menang," ujarnya.
Menurutnya, Kongres
kali ini memang menjadi pertaruhan Amien Rais apakah pengaruhnya masih
berpengaruh apa enggak. "Kalau calon yang lainnya masih berjuang
keras," singkat dia.
Terlepas dari itu, Arif
Nurul Imam menegaskan, ketua umum terpilih membawa beban berat. Zulkifli
Hasan dituntut bisa tegas menentukan arah politik PAN ke depannya.
"Harus diambil sikap konsisten, mau di pemerintah atau di
non-pemerintah," ujarnya.
PAN, kata dia, selama
ini selalu mengambil sikap politik ambivalen. Di satu sisi masuk ke pemerintah,
di satu sisi, kritis seolah-olah menjadi kekuatan penyeimbang atau oposisi di
Senayan. "Saya kira sikap ambivalen tidak mendapatkan nilai positif. Ini
harus diubah," katanya.
Dia yakin dengan
terpilihnya Zulhas, kemungkinan besar PAN akan
bergabung di pemerintah. "Kalau yang menang Mulfachri kemungkinan
non-pemerintah," jelasnya.
Pengamat
LIPI Aisah Putri menyatakan, siapa pun yang terpiilih sebagai Ketua Umum
DPP PAN 2020-2025 ada tiga pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Yang pertama,
yakni reformasi internal partai untuk menjadi partai modern yang efektif,
profesional dan mandiri.
"Sebagai contoh,
PAN saat ini lekat dengan sosok Amien Rais, dan sebagai partai modern maka
pelekatan dengan tokoh tertentu tidak sehat bagi partai, karena seharusnya
partai yang baik itu lekat dengan program yang ditawarkan dan ideologinya.
Ketua umum baru harus bisa membangun image dan tentunya mengelola partai
menjadi organisasi politik yang profesional dan efektif," terangnya Aisah,
Selasa (11/2/2020).
Kedua, menentukan
posisi politik PAN antara menjadi oposisi pemerintahan atau koalisi. Hal ini
penting bagi PAN untuk menentukan arahnya sejak saat ini karena di bawah
kepemimpinan Zulhas dan dengan bayang-bayang Amien Rais, posisi PAN tidak firmed.
"Jika ini secara
terus menerus terjadi maka akan sangat mungkin berpengaruh pada elektabilitas
partai ke depan. PAN bisa saja menjadi oposisi pemerintah karena ada peluang
memperoleh konstituen pada kelompok yang tidak sejalan dengan visi-misi
pemerintah saat ini, dan ini bisa jadi peluang meningkatkan elektabilitas pada
pemilu mendatang, terutama Pemilu 2024," jelasnya.
Di sisi lain, PAN bisa
juga secara tetap mempertahankan posisinya sebagai bagian dari koalisi
pemerintah. Pilihan ini harus ditentukan secara jelas oleh ketua umum dan
kepengurusannya yang baru.
Ketiga, lanjut Aisah,
ketua PAN terpilih harus mempersiapkan diri untuk Pilkada dan Pemilu 2024.
Pilkada akan dilaksanakan dalam waktu dekat, dan tentunya penting bagi ketua
umum untuk mempersiapkan diri menentukan calon-calon terbaiknya dalam pilkada.
"PAN sebagai
partai reformasi yang sudah ada sejak pemilu 1999 seharusnya juga mampu
mempersiapkan kadernya sendiri dalam kancah Pemilu Presiden 2024 yang
kemungkinan calonnya masih kosong," pungkasnya.
Aisah menambahkan,
terpilihnya Zulkifli sebagai ketua umum PAN untuk
kali kedua, tak lepas dari posisi petahana yang disandangnya. Zulhas
bisa lebih unggul dibandingkan dengan calon lain karena faktor ini memberikan
keuntungan baginya.
"Relasi dan
komunikasi politik Zulhas sebagai ketua umum dengan pengurus daerah tentunya
lebih intens dibandingkan dengan para calon lainnya," katanya.
Selain faktor petahana,
faktor kapasitas calon juga sangat berpengaruh. Sejauh mana calon memiliki
kapasitas manajemen partai, mengelola partai, serta memiliki jaringan politik
yang baik. Dari aspek ini, keempat calon memiliki pengalaman di dalam
kepengurusan partai dan berpolitik di kancah politik nasional, sehingga para
pengurus PAN yang akan memilih di dalam kongres bisa mempertimbangkan yang mana
calon terbaik.
"Namun, tentu yang
paling menonjol di antara calon tersebut adalah Pak Zulhas karena posisi
sebelumnya adalah ketua umum. Menjadi ketua umum," jelasnya.
Zulhas Vs
Mulfachri
Zulhas misalnya, jauh
sebelum voting sesumbar telah didukung 28 hingga 30 DPW PAN.
"Mereka mendaulat saya untuk bersedia mencalonkan diri.
Walaupun dari 30 itu kemudian ada 4 yang pindah
dukungan," ujar Zulhas di lokasi Kongres.
Terlepas dari itu,
Zulhas berharap Kongres PAN dapat berjalan kondusif. "Kalau ingat dulu di
Bali sama suasananya. Bahkan selisih suaranya cuma 6 suara. Tapi selesai
Kongres, PAN bersatu lagi," jelas dia.
Baginya, dinamika dalam
PAN saat Kongres menjadi hal biasa. Meminjam perumpamaan dari Amien Rais,
partai berlambang matahari itu layaknya gulat smack down yang
tampak sarat kekerasan namun damai usai pertandingan.
"Sesudah selesai,
PAN rukun bersatu kembali," Zulhas menandaskan.
Sementara
itu, Mulfachri mengaku enggan mengklaim jumlah dukungan yang dia kantongi.
Sebab hal tersebut bisa saja menimbulkan kesimpangsiuran informasi yang muncul
di masyarakat.
Hanya, merujuk pada
pertemuan di Batu, Jawa Timur, Jumat 7 Februari 2020, Mulfachri yang
maju sepaket bersama Hanafi Rais, mengklaim telah didukung 298 pemilik suara
kongres.
"Dukungan 298 voters ini
adalah berdasarkan registrasi kehadiran voters dari DPW dan
DPD PAN se-Indonesia. Berdasarkan data riil mutakhir, yang sudah hadir di Batu,
Malang ada 298 voters. Karena berdasarkan korwil kami yang tersebar di 34 DPW
PAN, masih ada konfirmasi kehadiran voters," kata
Sekretaris Tim Pemenangan Mulfachri-Hanafi, Ahmad Yohan, Selasa.
Dia juga mengharapkan
Kongres V PAN aman dan lancar. Kalaupun ada beda pendapat, khususnya
antara pendukung masing-masing caketum, hal tersebut merupakan sesuatu yang
wajar.
"Bahwa ya ada
riak-riak kecil seperti yang teman-teman dengar itu. Itu sesuatu yang wajar
menurut saya," kata dia.
Yang penting, perbedaan
pendapat tersebut tidak mengganggu kemeriahan kongres.
"Seperti yang saya
sampaikan berkali-kali, dalam sebuah pesta besar kalau ada satu dua piring
pecah saya kira itu hal yang wajar dan tidak merusak kemeriahan pesta,"
terang dia.
"Jadi satu dua
piring pecah dalam sebuah perhelatan besar seperti ini saya kira itu sesuatu
yang masih masuk akal masih bisa diterima," ungkapnya.
Hal utama dan
substansial yang harus diperhatikan dan dikawal, yakni agenda-agenda Kongres
dapat dijalankan. "Yang paling penting hal-hal yang subtansial tetap bisa
terlaksana dalam kegiatan kongres ini yang memang menjadi agenda kongres,"
urainya.
Ricuh
Kongres, dari Rebut Laptop hingga Senjata Tajam
Kongres V PAN di Hotel Claro Kendari, dipenuhi dengan drama
keributan yang melibatkan para pendukung calon ketua umum. Suasana panas sudah
terlihat di hari pertama, Senin 10 Februari 2020. Kericuhan terjadi antar
peserta kongres yang menuntut panitia menutup proses pendaftaran peserta
kongres. Sementara lainnya menolak dan ngotot masuk. Saling adu suara dengan
nada tinggi antara satu peserta dengan berlangsung sengit.
"Kita boikot
kongres kalau tidak hentikan pendaftaran," teriak seorang peserta kongres
PAN, Senin.
Kericuhan berujung aksi
tindak kekerasan. Termasuk juga adanya perampasan lima buah laptop panitia
sebagai sarana penyimpanan data peserta kongres.
Mewakili peserta dan
panitia kongres, Ketua DPW PAN Kalimantan Timur Darlis Pattalongi menyampaikan
keberatannya atas kejadian tersebut.
"Sangat
disayangkan, ada kontak fisik yang dilakukan oknum peserta. Ada penyitaan alat
elektronik yang itu ganggu jalannya registrasi," tutur Darlis di Hotel
Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (10/2/2020).
Menurut Darlis, insiden
ini membuat kongres terhambat dan merugikan partai. Sebagai sesama kader,
tentunya sudah menjadi keharusan menjaga nama baik partai yang menaunginya.
Ricuh berlanjut di hari
kedua, Selasa (11/2/2020) saat agenda pembacaan tata tertib kongres.
Suasana Hotel Claro Kendari yang sempat adem kembali panas. Kursi, botol
minuman plastik dan kardus-kardus beterbangan tak tentu arah. Sebagian
massa yang ada di ruangan Phinisi Hotel Claro semburat berlarian mengamankan
diri.
Akibat aksi liar
tersebut, pintu kaca hotel pecah berantakan, susunan meja dan kursi berantakan.
Tak hanya itu, sejumlah orang terluka di kepala akibat tertimpuk kursi dan
benda-benda lainnya. Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Merdisyam sampai
harus berteriak-teriak memberikan instruksi untuk menenangkan suasana.
Ricuh kali ini
disebabkan ada sejumlah peserta yang meminta sterilisasi peserta
sidang. Ada kelompok peserta yang menginginkan sidang tetap dilanjutkan.
Sementara ada sekelompok peserta yang meminta agar orang-orang yang bukan
peserta keluar dari ruang sedang.
"Yang bukan
peserta, keluar!" teriak salah satu peserta.
"99 persen
(sidang) kondusif. Jangan terganggu oleh 1 persen yang mau rusuh. Boleh main
taktis persidangan tapi jangan kekanak-kanakan," ungkap suara yang lain.
Asalnya dari panggung utama.
Ketua Panitia Pelaksana
(Organizing Committee/OC) Kongres PAN Eko Hendro Purnomo harus susah payah
meminta agar segenap peserta sidang kembali tenang agar sidang dapat
dilanjutkan. "Pak, duduk Pak," ujar Eko.
Tak cukup itu, di luar
persidangan, Polda Sulawesi Tenggara juga menemukan seorang peserta kongres
kedapatan membawa senjata tajam. Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Merdisyam
menyampaikan, pria itu diamankan di pelabuhan dan diketahui merupakan peserta
Kongres PAN.
"Waktu ada datang
dari Ferry, rombongan datang kemari itu memang kita razia. Dan memang didapati
satu orang membawa senjata tajam," tutur Merdisyam di Hotel Claro Kendari,
Senin (10/2/2020).
Menurut Merdisyam, pria
itu membawa senjata tajam jenis golok. Dia masih diamankan petugas. "Titik
razia ada di pelabuhan, di bandara, segala pintu masuk," jelas dia.
Berdasarkan informasi,
peserta tersebut merupakan pendukung caketum PAN Mulfachri Harahap. Hanya saja,
Merdisyam tidak merinci identitas pria tersebut.
"Masalah dia
pendukung siapa, mendukung siapa, kita tidak melihat itu. Karena kita melihat
bahwa ada sesuatu melanggar daripada ketentuan undang-undang," Merdisyam
menandaskan.