Oleh: Arif Nurul Imam
Tadi pagi, mulut saya terasa pahit karena cuma minum air putih. Kemudian, bergegas keluar mencari makanan. Di depan gerbang, ada penjual gorengan gerobak yang sedang asyik memainkan kedua tangannya menggoreng tepung di atas wajan.
Bau gorengan begitu menyengat; yang memancing reaksi lidah saya jadi 'kemecer'. Kaki secara spontan bergerak melangkah mendatangi penjual gorengan itu yang sedang asyik menggoreng aneka makanan camilan.
Saya langsung memesan gorengan. Biasanya dua ribu mendapat tiga cuil gorengan, tapi kali ini cuma dapat dua cuil gorengan. Penjual gorengan itu beralasan mengapa harga gorengan naik. Menurut dia, gorengan naik disebabkan harga BBM naik. Saya agak kaget.
Tentu itu sangat mengejutkan, sebagai bagian 'wong cilik' bukan 'wong licik' saya sungguh terpukul atas kenaikan harga gorengan. Pendapatan tidak bertambah , tapi pengeluaran kian meroket. Artinya, daya beli saya kian merosot.
Berdasar fakta yang saya alami ini, saya mengamini hasil survey Lembaga Survey Indonesia yang menyatakan bahwa 74,38% Rakyat Nyatakan Hidup Sulit Akibat Kenaikan BBM.
Jakarta, 25 November 2014 (Status Facebook)
- See more at: http://www.fastnewsindonesia.com/…/lsi-7438-rakyat-nyatakan…
FASTNEWS, Jakarta (24/11) - Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyatakan, 74,38% responden menyatakan mengalami kesulitan hidup setelah Jokowi mengumumkan...
FASTNEWSINDONESIA.COM
0 komentar:
Post a Comment