Oleh: Arif Nurul Imam
Reportase24.com -Jakarta- Faisal Basri adalah sosok tokoh Indonesia
yang memiliki wajah beragam. Selain di kenal sebagai ekonom senior, ia
juga di kenal publik sebagai aktivis, penulis dan politisi. Kiprah dan
sepak terjangnya hampir selalu disorot oleh publik, sebab di samping ide
serta gagasannya selalu segar. Lelaki kelahiran Bandung 6 November 1959
ini, juga sangat kuat dalam menjaga prinsip terkait kebenaran yang di
yakini, kendati harus dimusuhi oleh banyak orang.
Pergolakan politik 1998, ekonom UI tersebut, juga mempunyai andil
besar dalam menggulingkan rezim otoriter Orde Baru. Ia bergabung di
Majelis Amanat Rakyat(MARA), salah satu organ gerakan reformasi yang
menuntut Soeharto turun. Beserta tokoh nasional seperti Amin Rais,
Goenawan Mohammad, Rizal Ramli, Emil Salim dan lainnya, MARA kemudian
menjadi cikal bakal berdirinya Partai Amanat Nasional(PAN).
Di PAN, beserta 7 tokoh lainnya, ia merupakan salah satu tokoh yang
merumuskan platform dan garis haluan partai. Ayah dari 3 anak ini
kemudian didapuk sebagai Sekretaris Jenderal serta Amin Rais sebagai
Ketua Umum. Meski kemudian mengundurkan diri karena alasan terjadinya
perubahan asas dan haluan partai, tapi aktivitas gerakan sama sekali
tidak.
Selain kembali sebagai akademisi, ia selanjutnya aktif di gerakan
masyarakat sipil. Jiwa aktivisnya terus bergelora yang tercermin dari
beragam kegiatan, misalnya, aktif dalam gerakan ekstraparlementer,
produktif menyumbangkan pemikiran melalui kajian dan analisisnya sebagai
koreksi disamping berfungsi sebagai masukan bagi rezim penguasa.
Bersama beberapa tokoh muda, seperti: Budiman Sudjatmiko, Arie
Sujito, Faisol Reza, Ade Indira Damayanti di tahun 2004 mendeklarasikan
ormas Pergerakan Indonesia. Salah satu cita-cita dari Pergerakan
Indonesia, antara lain bertujuan melahirkan kader-kader politik yang
mempunyai jiwa negarawan. Faisal juga berharap melalui ormas tersebut
dapat menyemai bibit-bibit muda yang kelak akan melahirkan
pemimpin-pemimpin pro rakyat.
Pilkada DKI Jakarta 2012, peraih penghargaan “Pejuang Anti Korupsi
2003,” yang diberikan oleh Masyarakat Profesional Madani (MPM) tersebut
juga tidak berpangku tangan. Ia kemudian di usung oleh kalangan
masyarakat sipil maju sebagai calon gubernur melalui jalur independen.
Pilihan jalur independen tentu bukan tanpa dasar alasan. Sebagai
politisi yang pernah mendirikan partai, ia paham betul bahwa kehidupan
parpol di Indonesia tidaklah berjalan sehat. Karena itu, dalam bahasa
dia, perlu ‘sabuk pengaman demokrasi’ agar parpol segera berbenah dan
menjalankan fungsinya sebagai penyalur aspirasi rakyat.
Karena itu, pilihan jalur independen merupakan cara untuk memperbaiki
kehidupan partai agar segera berbenah dan mengorientasikan
tujuan-tujuan politiknya hanya untuk masyarakat meski tidak meraih
kemenangan, tapi capain suara yang bisa mengalahkan pasangan calon yang
di usung dari parpol adalah prestasi besar.
Selain itu, yang paling penting, Faisal Basri beserta teamnya telah
mampu memperagakan politik yang bermartabat, murah dan menempatkan warga
sebagai subjek politik. Karena hanya ingin mengabdi pada warga, ia
menggalang dana melalui saweran warga karena tidak mau ketika memimpin
di sandera. Bahkan, majunya dari jalur independen dalam pilkada DKI
Jakarta 2012, oleh salah satu koran nasional di nilai memiliki
kontribusi besar bagi perubahan di Tanah Air.
Kesuksesan ekonom ini dalam perhelatan pemilihan Kepala Daerah DKI
Jakarta 2012 dinilai layak serta pantas. Menurut pandangan beberapa
tokoh, tekad yang kuat serta keberaniannya untuk terus melaju melalui
jalur independen dianggap mampu memberikan inspirasi sekaligus
pendidikan politik yang baik bagi warga dan berhasil merubah konstelasi
politik yang cenderung stagnan dan kian pragmatis. Terlebih saat itu
Faisal kerap mendapat cibiran dari sebagian kalangan yang meragukan
kemampuannya untuk bisa bersaing dengan calon gubernur lain.
Lelaki yang suka membawa tas ransel itu juga telah mendapat tempat di
hati masyarakat. Bahkan, menurut koran ternama di Jakarta, banyak
kalangan menilai Faisal Basri merupakan pemain penting dalam menggiring
kemenangan pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama
(Jokowi-Ahok).
Analisisnya, jika calon yang maju hanya pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi
Ramli (Foke- Nara), Alex Noerdin-Nono Sampono (Alex- Nono), Jokowi-Ahok,
sangat mungkin kemenangan akan diraih Foke. Semua parpol diprediksi
bakal merapat ke Foke seperti pada pilgub sebelumnya.
Melihat rekam jejaknya, nampaknya Faisal Basri adalah sosok yang
selalu menjadi pendobrak kejumudan. Gelora perbaikan dan perubahan
selalu menyatu dalam satu tarikan napas serta menjadi tindakan aksi
hampir di semua waktu dan kesempatan. Sebagai intelektual, keprihatinan
atas kondisi bangsa tidak hanya ditumpahkan melalui kajian-kajian dan
penelitiannya, melainkan di manifestasikan menjadi gerakan nyata secara
terus-menerus agar perubahan ke arah yang lebih baik segera terwujud
sebagaimana cita-cita para founding father.
[Arif Nurul Imam/R24]
Sumber Reportase24 http://www.reportase24.com/faisal-basri-sang-pendobrak/
0 komentar:
Post a Comment