Ini adalah Blog Arif Nurul Imam

"Orang Boleh Pandai Setinggi Langit Tapi Selama ia Tidak Menulis Ia akan hilang didalam Masyarakat dan Sejarah. Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".

Ini adalah Blog Arif Nurul Imam

"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".

Ini adalah Blog Arif Nurul Imam

"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".

Ini adalah Blog Arif Nurul Imam

"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".

Ini adalah Blog Arif Nurul Imam

"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".

Thursday, November 27, 2014

Harga Gorengan Gerobak dan Hasil Survey LSI

Oleh: Arif Nurul Imam
Tadi pagi, mulut saya terasa pahit karena cuma minum air putih. Kemudian, bergegas keluar mencari makanan. Di depan gerbang, ada penjual gorengan gerobak yang sedang asyik memainkan kedua tangannya menggoreng tepung di atas wajan.
Bau gorengan begitu menyengat; yang memancing reaksi lidah saya jadi 'kemecer'. Kaki secara spontan bergerak melangkah mendatangi penjual gorengan itu yang sedang asyik menggoreng aneka makanan camilan.

Tuesday, November 18, 2014

Paradigma Membangun Jakarta

Oleh : Arif Nurul Imam
Jakarta adalah kota besar yang tak boleh dikelola dengan sembarangan atau asal-asalan. Sebagai pusat pemerintahan, seharusnya Jakarta dapat menjadi inspirator daerah lain bagaimana menjalankan pemerintahan yang dapat menjadikan warga adil, makmur, nyaman dan bahagia. Sebagai ibukota Negara, Jakarta bisa dikatakan memiliki segalanya, bukan hanya soal potensi yang beragam serta sumber pendanaan yang memadai , tapi juga menyimpan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang melimpah, selain akses yang mudah.

Good and clean governance merupakan gagasan global yang sedapat mungkin mesti menjadi acuan dalam menyelenggarakan tata pemerintahan yang bersih, efisien, transparan, profesional dan akuntabel. Prinsip dan nilai demikian akan mengatur pola hubungan antara pemerintah, dunia usaha swasta serta masyarakat. Pemerintah bertindak sebagai fasilitator selain regulator yang berfungsi memfasilitasi sekaligus mengatur bagaimana dunia usaha swasta dan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan.

Monday, November 17, 2014

Faisal Basri: Sosdem atau Neolib?

Nov 17, 2014

Oleh: Arif Nurul Imam

Stigma ideologi yang melekat di wajah ekonom Faisal Basri memang paradoks. Di satu kalangan, ia dinilai sebagai tokoh politik dan ekonom berhaluan sosial demokrasi (sosdem), tapi di kubu lain kerap diasosiasikan dengan ideologi neoliberalisme alias pemuja pasar. Sewaktu di PAN, misalnya, mantan sekjen PAN ini, dipandang sebagai penganut paham sosdem, namun di beberapa kelompok intelektual aktivis kerap dituding berhaluan neoliberal.

Namun, menganut kedua ideologi tersebut juga mustahil. Tidak mungkin berkelamin ganda, karena itu hampir dipastikan menganut salah satu paham tersebut; entah sosdem atau pemuja pasar bebas.

Sesungguhnya, saya tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai untuk menjelaskan mengenai pertentangan kedua pandangan publik tersebut. Hanya saja, karena dinilai memiliki kedekatan pribadi serta mempunyai kemewahan untuk diskusi secara personal, acapkali diminta penjelasan oleh teman-teman yang berlatar belakang dari berbagai jenis profesi dan beragam ideologi, yang tidak kenal secara langsung dengan beliau. Tidak hanya itu, beberapa kawan yang mengenal langsung pun, pernah pula meminta penjelasan perihal tersebut, bahkan putra sulungnya yang kini tengah studi di Inggris.

Menakar Peluang Calon Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah



Logo Pemuda Muhammadiyah
Saturday, 15 November 2014,

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Arif Nurul Imam*


Pemuda Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi otonom Muhammadiyah akan menggelar Muktamar XVI di Padang, Sumatra Barat pada 20-22 November 2014. Dalam acara ini, ada serangkaian kegiatan yang akan digelar dalam agenda empat tahunan tersebut, diantaranya akan melakukan rumusan kerja organisasi serta membahas berbagai isu-isu kebangsaan. Tak hanya itu saja, muktamar ini juga menggelar agenda yang kerap ditunggu-tunggu, yaitu pemilihan anggota formatur dan ketua umum.

Monday, November 10, 2014

Faisal Basri Sang Pendobrak



Reportase24.com -Jakarta- Faisal Basri adalah sosok tokoh Indonesia yang memiliki wajah beragam. Selain di kenal sebagai ekonom senior, ia juga di kenal publik sebagai aktivis, penulis dan politisi. Kiprah dan sepak terjangnya hampir selalu disorot oleh publik, sebab di samping ide serta gagasannya selalu segar. Lelaki kelahiran Bandung 6 November 1959 ini, juga sangat kuat dalam menjaga prinsip terkait kebenaran yang di yakini, kendati harus dimusuhi oleh banyak orang.

Saturday, November 8, 2014

Drs. Sutejo, Wakil Bupati Kulonprogo yang Sederhana


Di penghujung jabatannya sebagai wakil bupati, Pak Tejo, begitu orang akrap menyebut, masih saja  tidak merubah sifat sederhana. Sesungguhnya, ia merupakan birokrat murni yang menempuh karir dari paling bawah.

Sewaktu kuliah, lelaki kelahiran Nanggulan, Kulonprogo ini sudah menjadi pamong desa. Tak begitu lama, atas dukungan masyarakat akhirnya terpilih menjadi kepala desa. Selanjutnya, beliau menjadi PNS di Pemda Kulonprogo hingga menjabat posisi sebagai asisten sekretariat daerah hingga pensiun.

Friday, November 7, 2014

Menjadi DPRD Cukup Tujuh juta


Mungkin anda tidak akan percaya dengan judul ini. Apa benar menjadi anggota legislatif tingkat kabupaten cukup tujuh juta?. Hal ini wajar, karena saya cukup memahami sebagaimana kita tahu, pragmatisme politik seakan kian tak terbendung.  Hampir semua transaksional, wani piro?.

Wani piro seakan menjadi budaya dan denyut nadi yang sulit diputus dalam belantara politik. Semua harus dibayar; tak ada makan siang gratis. Namun demikian, kenyataan pahit semacam ini tidak berlaku universal. Sebab saya menemui kenyataan yang berbeda, dimana untuk menjadi anggota DPRD dari kantongnya sendiri cukup tujuh juta, tak perlu menguras kocek yang dalam.

Thursday, November 6, 2014


 Oleh: Arif Nurul Imam

Reportase24.com -Jakarta- Faisal Basri adalah sosok tokoh Indonesia yang memiliki wajah beragam. Selain di kenal sebagai ekonom senior, ia juga di kenal publik sebagai aktivis, penulis dan politisi. Kiprah dan sepak terjangnya hampir selalu disorot oleh publik, sebab di samping ide serta gagasannya selalu segar. Lelaki kelahiran Bandung 6 November 1959 ini, juga sangat kuat dalam menjaga prinsip terkait kebenaran yang di yakini, kendati harus dimusuhi oleh banyak orang.

Pergolakan politik 1998, ekonom UI tersebut, juga mempunyai andil besar dalam menggulingkan rezim otoriter Orde Baru. Ia bergabung di Majelis Amanat Rakyat(MARA), salah satu organ gerakan reformasi yang menuntut Soeharto turun. Beserta tokoh nasional seperti Amin Rais, Goenawan Mohammad, Rizal Ramli, Emil Salim dan lainnya, MARA kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Partai Amanat Nasional(PAN).

Wednesday, November 5, 2014

Fenomena Ndeso


Perbukitan Menoreh adalah asal kampung halamanku, lebih tepatnya di Dusun Munggang Wetan, Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagaimana nasib desa lainnya, kampungku tak jauh beda dengan potret wajah desa lainnya di negeri ini. Kampung yang jauh dari keramaian dan gemerlapnya kehidupan modern merupakan ciri yang melekat sebagaimana desa-desa di seantero Nusantara.  Ndeso.

Lahir dan besar di kampung yang ‘ndeso’, tentu saja mengajarkan banyak pelajaran hidup, sekaligus menjadi sumber inspirasi yang nyaris tiada habis. Meski demikian, tidak sedikit orang kurang percaya diri bila menyebut dirinya berasal dari kampung, apalagi pelosok. Mereka merasa inferior karena akan dianggap kuper, bodoh, dan terbelakang.

Tuesday, November 4, 2014

Menyelamatkan Hak Politik Warga Negara

Hak politik merupakan salah satu hak dasar warga negara dalam sebuah negara yang menganut paham demokrasi. Demokrasi yang bertumpu pada kedaulatan warga, sudah barang tentu, dengan alasan apapun tidak bisa menghilangkan hak politik warga negara. Apalagi disebabkan oleh persoalan mekanisme atau prosedur demokrasi. Selain itu, hak politik warga negara merupakan bagian hak konstitusi yang harus di laksanakan, tanpa kecuali.

Pemilukada DKI Jakarta 2012, ternyata menghadirkan kenyataan baru yang potensial menghilangkan atau melenyapkan hak politik warga negara. Warga negara yang memberikan dukungan sebagai hak politik pada bakal pasangan cagub-cawagub yang maju lewat jalur perseorangan atau independen; menemui rintangan oleh prosedur demokrasi. Hal ini bisa dilihat dalam dua soal yang sangat rawan menghilangkan hak politik warga negara.

Membangun Tanpa Menggusur

Potret pembangunan di sejumlah kota besar di Indonesia, sejauh ini, belum menunjukan keberpihakan yang jelas pada nasib kehidupan rakyat kecil. Penggusuran perkampungan warga, misalnya, adalah potret pembangunan yang hingga kini masih digemari oleh para pengambil kebijakan. Tak terkecuali di kota megapolitan Jakarta.

Padahal, pembangunan sesungguhnya ditujukan sebagai daya upaya untuk menghadirkan tatanan masyarakat yang adil, makmur, nyaman, dan bahagia. Hanya saja, tujuan mulia ini acapkali justru menjadi tameng para penguasa untuk menggusur warga. Kata pembangunan seakan menjadi mantra sakti, selain alasan pembenar untuk menggusur warga.

Catatan Pengalaman Mengikuti Faisal Basri


Faisal Basri adalah sosok tokoh publik yang sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat. Ia dikenal sebagai ekonom yang kritis, politisi dan aktifis. Gagasan-gagasannya banyak dicurahkan dalam bentuk tulisan yang banyak bertebaran di media massa selain beberapa buku. Itu sebabnya, lelaki kelahiran 6 November 1959, oleh sejumlah kalangan, misalnya Wakil Presiden Bodiono menyebut dia sebagai sosok intelektual aktifis yang tak puas hanya berkutat pada tataran teori dan konsep, namun berusaha keras untuk mewujudkannya.