"Jika Golkar masih dipimpin Setnov, maka beban politik Golkar tak berkurang," kata Arif.
Suara.com - Ketua
Umum Partai Golkar Setyo Novanto pasca menang praperadilan atas
penetapan status tersangka kasus dugaan korupsi e-KTP boleh jadi
bernafas lega. Status tersangka telah dibatalkan sehingga ia tak
memiliki lagi kasus hukum yang menggoyang jabatan politiknya.
“Meski menang dari praperadilan dan bebas dari status tersangka,
namun Setnov tetap saja menjadi beban politik di Golkar,” kata pengamat
politik POINT Indonesia Arif Nurul Imam, Rabu (4/10/2017).
Menurut Arif meski bebas dari status tersangka, Novanto kerap
tersandung persoalan dan citra negatif yang setiap saat bisa digoreng
dan disandera oleh lawan politik.
Itu sebabnya, kata Arif, ada baiknya, Novanto mundur dari jabatan ketua partai, bahkan termasuk ketua DPR.
Arif mengatakan Partai Golkar memiliki stok kader yang jauh lebih
mumpuni secara kualitas, maupun lebih unggul secara integritas. Di
tengah, menyambut tahun politik, Golkar selain mesti memperkuat mesin
politik, juga harus memiliki figur yang ‘menjual’.
“Jika Golkar masih dipimpin Setnov, maka beban politik Golkar tak
berkurang, namun justru makin bertambah. Persoalan persepsi publik
terhadap Setnov yang kadung negatif, dan kerap tersandung beragam
masalah menjadi titik lemah Setnov,” kata Arif.
Setelah Novanto menang gugatan praperadilan, desakan agar dia dinonaktifkan dari jabatan ketua umum Partai Golkar melemah.
Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Sulawesi Tenggara Ridwan Bae mengatakan tidak semudah itu menonaktifkan Novanto.
"Kalau bicara soal nonaktif sebenarnya tidak segampang itu. Kenapa?
Kita pada Rapimnas Kalimantan Timur, memutuskan bahwa tidak ada munas
dan tidak ada pergantian tentang itu," kata anggota DPR usai menjengguk
Novanto di Rumah Sakit Premier, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa
(2/10/2017).
Menurut Ridwan seharusnya desakan agar Golkar menonaktifkan Novanto
dihentikan. Kemenangan praperadilan Novanto seharusnya dijadikan bahan
untuk menaikkan elektabilitas partai.
"Sekarang beliau telah membuktikan kebenarannya, itu di praperadilan," kata dia.
Ridwan mengatakan Golkar sudah biasa menghadapi gejolak di internal
partai. Itu sebabnya, kata dia, Novanto tidak perlu resah mengenai
desakan penonaktifkan.
"Pak ketua umum tidak usah diresahkan saya bilang, dan semacam ini
sering terjadi di Golkar," katanya sambil mengulang perkataannya pada
Setya Novanto tadi.
Ridwan yakin perselisihan di internal partainya tak akan berdampak serius. Golkar, katanya, organisasi besar dan berpengalaman.
Ridwan memberikan ucapan selamat kepada Novanto karena telah selamat dari jeratan KPK.
"Mungkin dia tidak pernah membayangkan menang, ini pandangan saya ya,
karena beliau tidak pernah menyinggung soal itu lebih jauh," tuturnya. (Maidian Reviani)
0 komentar:
Post a Comment