YOGYAKARTA - Ledakan informasi, media sosial, dan ancaman politik identitas menjadi sebuah masalah baru sekaligus tantangan dalam mewujudkan demokrasi substansial. Merujuk pada kondisi ini, Sanggar MaosTradisi Yogyakarta menggelar diskusi public (7/052017) bertajuk“Membaca Perkembangan Baru Demokrasi”.
Diskusi tersebut menghadirkan narasumber Hari Begi, aktivis politik dan Arif Nurul Imam, peneliti politik.
Dimulai dengan pidato politik oleh Arie Sujito, pengamat politik UGM. Ia membeberkan fenomena politik dewasa ini yang kian mencemaskan.
“Isu politik hari ini sebagian besar hanya framing saja, bukan persoalan riil yang dihadapi masyarakat,” ujarnya, Rabu (7/6/2017).
Arie menambahkan, ruang publik kita hanya dipenuhi perdebatan yang tak subtansial. Ia menilai, isu-isu publik jarang diperdebatkan secara serius dalam mencari jalan keluar.
Selain itu, masalah lainnya ialah demokrasi kita juga terjebak pada masalah detail dan teknokratis serta meminggirkan isu subtansial.
Sementara aktivis politik, Hari Bagi memaparkan mengenai perkembangan demokrasi hari ini yang mirip demokrasi hypermarket. Demokrasi semacam ini, lanjut dia, kemudian memeunculkan plasma-plasma politik seperti, ormas, tokoh, dan lainnya.
“Penting untuk memanfaatkan kemajuan teknologi, terutama social medial sebagai sarana untuk mengkonsolidasikan gagasan-gagasan yang dapat menjadi pressure kebijakan publik. Social media dapat menjadi piranti untuk menggerakkan perubahan, terutama dalam
menggalang dukungan public. Social media juga dimanfaatkan dalam menguatkan demokrasi subtansial,” tandas pemateri lain, Arif Nurul Imam. (sym)
http://news.okezone.com/read/2017/06/07/510/1710282/wah-ini-tantangan-mewujudkan-demokrasi-yang-substansial
0 komentar:
Post a Comment