Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan keterangan pers seusai pertemuan di Jl Kertanegara, Jakarta, Senin (30/7 - 23018). (Antara / Sigid Kurniawan)
Solopos.com, JAKARTA -- Direktur Lembaga IndoStrategi, Arif
Nurul Imam, mengatakan bahwa manuver politik Partai Demokrat dalam
Pemilu Presiden (PIlpres) 2019 tidak jauh berbeda dengan Pemilu 2014. Partai
berlambang mercy itu dinilai cenderung memilih cara aman.
Menurut Arif, dengan
mengizinkan kadernya menentukan sendiri pilihan politik yang berseberangan dari
garis kebijakan partai, maka partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
memainkan politik cari aman dengan formasi yang berbeda.
“Meski parpol bukan satu-satunya variabel
meraih kemenangan, namun soliditas partai pendukung menjadi salah satu kunci
memenangkan laga kontestasi Pilpres,” ujarnya, Selasa (11/9/2018).
Dia pun menyebut
manuver tersebut juga menunjukkan bahwa Partai Demokrat sengaja memberikan
investasi politik pada paslon Jokowi-Ma'ruf Amin. “Jika yang menang Jokowi-Ma'ruf Amin
misalnya, Demokrat tetap bisa meminta imbalan konsesi politik seperti jatah di
kabinet,” katanya.
Menurutnya, dengan
membolehkan kadernya membelot mendukung petahana Jokowi-Ma'ruf Amin, berarti
Partai Demokrat secara substantif punya strategi cari aman. Pasalnya, hal
tersebut bertentangan dengan sikap resmi Demokrat yang sudah memutuskan
berkoalisi dengan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
“Politik dua kaki yang
dimainkan Partai Demokrat adalah sebagai cara mencari aman saja,” katanya.
Arif menilai
sesungguhnya sikap politik itu tidak begitu mengejutkan publik. Paalnya, pada
Pilpres 2014 sikap partai itu menyatakan netral. Namun karena Undang-Undang
Pemilu melarang partai politik netral, maka Partai Demokratsecara
kelembagaan mendukung paslon Prabowo-Sandi. Hanya saja, partai itu sekaligus
membiarkan kadernya mendukung paslon petahana.
Sumber Solopos http://news.solopos.com/read/20180911/496/939133/pengamat-jika-jokowi-menang-demokrat-bisa-minta-konsesi
0 komentar:
Post a Comment