Ini adalah Blog Arif Nurul Imam

"Orang Boleh Pandai Setinggi Langit Tapi Selama ia Tidak Menulis Ia akan hilang didalam Masyarakat dan Sejarah. Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".

Ini adalah Blog Arif Nurul Imam

"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".

Ini adalah Blog Arif Nurul Imam

"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".

Ini adalah Blog Arif Nurul Imam

"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".

Ini adalah Blog Arif Nurul Imam

"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".

Monday, September 17, 2018

Permainan Demokrat Main "Dua Kaki" untuk Cari Aman dalam Pilpres 2019



Rachmat Fahzry, Jurnalis · Selasa 11 September 2018 16:55 WIB

Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono bertemu di rumah SBY, Mega Kuningan. Foto: Okezone/Heru Haryono

JAKARTA - Partai Demokrat telah resmi menentukan sikap berkoalisi mendukung pasangan Prabowo Subiantio-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 nanti, tapi nampaknya dukungan itu tidak akan bulad.
Hal ini setidaknya terbaca dari pernyataan dari Komandan Satuan Tugas Bersama(Kogasmas) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono(AHY) yang memberikan kebebasan kadernya untuk memberikan dukungan dalam Pilpres 2019 menuai beragam tanggapan.
“Politik dua kaki yang dimainkan Partai Demokrat adalah sebagai cara mencari aman saja. Sesungguhnya sikap politik ini tidak begitu mengejutkan publik, sebab pada Pilpres 2014 sikap partai besutan SBY ini juga menyatakan netral,” ujar Direktur Lembaga IndoStrategi Arif Nurul Imam dalam rilis yang diterima Okezone, Selasa (11/9/2018).

Namun demikian, karena UU Pemilu yang baru partai politik tidak boleh netral, maka Demokrat secara kelembagaan mendukung paslon Prabowo-Sandi. Namun Demokrat juga membiarkan kadernya untuk mendukung paslon lain. Menurut Arif, subtansi politiknya sama dengan cari aman tetapi cara yang berbeda mensikapi regulasi.
“Meski parpol bukan satu-satunya variabel meraih kemenangan, namun soliditas partai pendukung menjadi salah satu kunci memenangkan laga kontestasi Pilpres,” ujarnya.
Manuver ini juga menunjukkan bahwa Partai Demokrat memberikan investasi politik pada paslon Jokowi-Makruf Amin.
“Jika yang menang Jokowi-Makruf Amin menang misalnya, PD (Partai Demokrat) bisa meminta imbalan konsesi politik seperti jatah di kabinet,” pungkasnya.
(fzy)

Sumber Okezone

Mainkan Politik Dua Kaki, Pengamat: Demokrat Cari Aman


Rabu, 12 September 2018 - 10:39 WIB


views: 7.606
Direktur Lembaga IndoStrategi Arif Nurul Imam menilai Partai Demokrat mencari aman dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019. Foto/Ilustrasi/SINDOphoto 

JAKARTA - Partai Demokrat dinilai mencari aman dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019. Sebab walaupun Partai Demokrat mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, sebagian kadernya mendukung Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin.

"Politik dua kaki yang dimainkan Partai Demokrat adalah sebagai cara mencari aman saja," ujar Direktur Lembaga IndoStrategi Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Rabu (12/9/2018).

Namun, menurut dia, sikap politik Partai Demokrat beserta sebagian kadernya itu tidak begitu mengejutkan publik. "Sebab pada Pilpres 2014 sikap partai besutan SBY ini juga menyatakan netral,” katanya. (Baca: Zulkifli Hasan Tak Menampik Gatot Nurmantyo Masuk Tim Prabowo)

Kendati demikian, kata dia, karena partai politik dalam Undang-Undang Pemilu yang baru tidak boleh netral, maka Demokrat secara kelembagaan mendukung Prabowo-Sandi namun membiarkan kadernya untuk mendukung pasangan calon lain. Menurut Arif, substansi politiknya sama, cari aman dengan cara yang berbeda menyikapi regulasi.

“Meski parpol bukan satu-satunya variabel meraih kemenangan, namun soliditas partai pendukung menjadi salah satu kunci memenangkan laga kontestasi pilpres,” tandasnya.

Manuver itu, kata dia, juga menunjukkan bahwa Partai Demokrat memberikan investasi politik pada Jokowi-Ma'ruf. “Jika yang menang Jokowi-Ma'ruf Amin menang misalnya, Partai Demokrat bisa meminta imbalan konsesi politik seperti jatah di kabinet,” pungkasnya.


Wednesday, September 12, 2018


Rabu, 12 September 2018 | 04:05 WIB
Demokrat Dinilai Cari Aman Main Dua Kaki di 2019
Ahmad Farhan Faris



(Foto: inilahcom/ilustrasi)INILAHCOM, Jakarta - Partai Demokrat yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden RI pada Pemilu Presiden 2019.

Namun, dukungan Demokrat terhadap Prabowo-Sandi sepertinya tidak bulat karena memberikan kebebasan kepada kadernya untuk mendukung calon lain pada Pemilu Presiden 2019.

Direktur Lembaga IndoStrategi, Arif Nurul Imam menilai pernyataan Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang memberikan kebebasan kadernya mendukung pada Pilpres 2019 hanya main aman.

"Politik dua kaki yang dimainkan Partai Demokrat adalah sebagai cara mencari aman saja. Sesungguhnya sikap politik ini tidak begitu mengejutkan publik, sebab pada Pilpres 2014 sikap partai besutan SBY ini juga menyatakan netral," kata Arif kepada INILAHCOM, Selasa (11/9/2018).

Menurut dia, Undang-Undang Pemilu yang baru mengatur memang partai politik tidka boleh netral sehingga Demokrat secara kelembagaan mendukung pasangan Prabowo-Sandi.

Akan tetapi, kata dia, Demokrat justru membiarkan kadernya untuk mendukung pasangan calon Joko Widodo-Maruf Amin. Maka, langkah Demokrat ini mencari aman.

"Meski parpol bukan satu-satunya variabel meraih kemenangan, namun soliditas partai pendukung menjadi salah satu kunci memenangkan laga kontestasi Pilpres," ujarnya.

Ia mengatakan manuver ini akan menunjukkan bahwa Partai Demokrat memberikan investasi politik pada pasangan calon Jokowi-Makruf Amin.

"Jika yang menang Jokowi-Makruf Amin menang misalnya, PD bisa meminta imbalan konsesi politik seperti jatah di kabinet," tandasnya.[ris]

Sumber Inilahcomhttps://m.inilah.com/news/detail/2479363/demokrat-dinilai-cari-aman-main-dua-kaki-di-2019

Pengamat: Demokrat Cari Aman Dalam Pilpres



POLITIK  SELASA, 11 SEPTEMBER 2018 , 20:58:00 WIB | LAPORAN: RIZAL FADILLAH


Arif Nurul Imam/RMOLJabar
RMOLJabar. Meski Partai Demokrat telah resmi menentukan sikap berkoalisi mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 nanti, tapi nampaknya dukungan itu tidak akan bulad.

Direktur Lembaga IndoStrategi, Arif Nurul Imam mengungkapkan, hal itu setidaknya terbaca dari pernyataan dari Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasmas) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang memberikan kebebasan kadernya untuk memberikan dukungan dalam Pilpres 2019 menuai beragam tanggapan.

Politik dua kaki yang dimainkan Partai Demokrat adalah sebagai cara mencari aman saja. Sesungguhnya sikap politik ini tidak begitu mengejutkan publik, sebab pada Pilpres 2014 sikap partai besutan SBY ini juga menyatakan netral,” ucapnya pada RMOLJabar, Selasa (11/09).

Namun demikian, karena UU Pemilu yang baru partai politik tidak boleh netral maka Demokrat secara kelembagaan mendukung paslon Prabowo-Sandi, namun membiarkan kadernya untuk mendukung paslon lain.

Menurut Arif, subtansi politiknya sama, cari aman dengan cara yang berbeda mensikapi regulasi. Meski parpol bukan satu-satunya variabel meraih kemenangan, namun soliditas partai pendukung menjadi salah satu kunci memenangkan laga kontestasi Pilpres,” ujarnya.

Manuver ini juga menunjukkan bahwa Partai Demokrat memberikan investasi politik pada paslon Jokowi-Ma'ruf Amin.

Jika yang menang Jokowi-Ma'ruf Amin menang misalnya, PD bisa meminta imbalan konsesi politik seperti jatah di kabinet,” pungkasnya. [yud]


Tuesday, September 11, 2018

Pengamat: Jika Jokowi Menang, Demokrat Bisa Minta Konsesi



11 September 2018 19:30 WIB John Andhi OktaveriNasionalShare :    


Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan keterangan pers seusai pertemuan di Jl Kertanegara, Jakarta, Senin (30/7 - 23018). (Antara / Sigid Kurniawan)
Solopos.com,  JAKARTA -- Direktur Lembaga IndoStrategi, Arif Nurul Imam, mengatakan bahwa manuver politik Partai Demokrat dalam Pemilu Presiden (PIlpres) 2019 tidak jauh berbeda dengan Pemilu 2014. Partai berlambang mercy itu dinilai cenderung memilih cara aman.
Menurut Arif, dengan mengizinkan kadernya menentukan sendiri pilihan politik yang berseberangan dari garis kebijakan partai, maka partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memainkan politik cari aman dengan formasi yang berbeda.
 “Meski parpol bukan satu-satunya variabel meraih kemenangan, namun soliditas partai pendukung menjadi salah satu kunci memenangkan laga kontestasi Pilpres,” ujarnya, Selasa (11/9/2018).
Dia pun menyebut manuver tersebut juga menunjukkan bahwa Partai Demokrat sengaja memberikan investasi politik pada paslon Jokowi-Ma'ruf Amin. “Jika yang menang Jokowi-Ma'ruf Amin misalnya, Demokrat tetap bisa meminta imbalan konsesi politik seperti jatah di kabinet,” katanya.
Menurutnya, dengan membolehkan kadernya membelot mendukung petahana Jokowi-Ma'ruf Amin, berarti Partai Demokrat secara substantif punya strategi cari aman. Pasalnya, hal tersebut bertentangan dengan sikap resmi Demokrat yang sudah memutuskan berkoalisi dengan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
“Politik dua kaki yang dimainkan Partai Demokrat adalah sebagai cara mencari aman saja,” katanya.
Arif menilai sesungguhnya sikap politik itu tidak begitu mengejutkan publik. Paalnya, pada Pilpres 2014 sikap partai itu menyatakan netral. Namun karena Undang-Undang Pemilu melarang partai politik netral, maka Partai Demokratsecara kelembagaan mendukung paslon Prabowo-Sandi. Hanya saja, partai itu sekaligus membiarkan kadernya mendukung paslon petahana.
Sumber Solopos http://news.solopos.com/read/20180911/496/939133/pengamat-jika-jokowi-menang-demokrat-bisa-minta-konsesi

Permainan Demokrat Main "Dua Kaki" untuk Cari Aman dalam Pilpres 2019



Rachmat Fahzry, Jurnalis · Selasa 11 September 2018 16:55 WIB

Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono bertemu di rumah SBY, Mega Kuningan. Foto: Okezone/Heru Haryono

JAKARTA - Partai Demokrat telah resmi menentukan sikap berkoalisi mendukung pasangan Prabowo Subiantio-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 nanti, tapi nampaknya dukungan itu tidak akan bulad.
Hal ini setidaknya terbaca dari pernyataan dari Komandan Satuan Tugas Bersama(Kogasmas) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono(AHY) yang memberikan kebebasan kadernya untuk memberikan dukungan dalam Pilpres 2019 menuai beragam tanggapan.
“Politik dua kaki yang dimainkan Partai Demokrat adalah sebagai cara mencari aman saja. Sesungguhnya sikap politik ini tidak begitu mengejutkan publik, sebab pada Pilpres 2014 sikap partai besutan SBY ini juga menyatakan netral,” ujar Direktur Lembaga IndoStrategi Arif Nurul Imam dalam rilis yang diterima Okezone, Selasa (11/9/2018).

Namun demikian, karena UU Pemilu yang baru partai politik tidak boleh netral, maka Demokrat secara kelembagaan mendukung paslon Prabowo-Sandi. Namun Demokrat juga membiarkan kadernya untuk mendukung paslon lain. Menurut Arif, subtansi politiknya sama dengan cari aman tetapi cara yang berbeda mensikapi regulasi.
“Meski parpol bukan satu-satunya variabel meraih kemenangan, namun soliditas partai pendukung menjadi salah satu kunci memenangkan laga kontestasi Pilpres,” ujarnya.
Manuver ini juga menunjukkan bahwa Partai Demokrat memberikan investasi politik pada paslon Jokowi-Makruf Amin.
“Jika yang menang Jokowi-Makruf Amin menang misalnya, PD (Partai Demokrat) bisa meminta imbalan konsesi politik seperti jatah di kabinet,” pungkasnya.
(fzy)

Sumber Okezone https://news.okezone.com/read/2018/09/11/605/1949043/permainan-demokrat-main-dua-kaki-untuk-cari-aman-dalam-pilpres-2019

Sikap Demokrat Dinilai tak Mengejutkan



Selasa 11 September 2018 22:31 WIB
Red: Muhammad Hafil
0
Logo Partai Demokrat
Foto: DOKREP
REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sikap Partai Demokrat yang mengizinkan sejumlah kadernya untuk mendukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 dinilai tak mengejutkan. Karena, Demokrat juga pernah melakukannya pada Pilpres 2014 di mana menempatkan posisi sebagai partai yang netral.
“Politik dua kaki yang dimainkan Partai Demokrat adalah sebagai cara mencari aman saja. Sesungguhnya sikap politik ini  tidak begitu mengejutkan publik, sebab pada Pilpres 2014 sikap partai besutan SBY ini juga menyatakan netral,” ujar Direktur Lembaga IndoStrategi Arif Nurul Imam kepada Republika.co.id, Selasa (11/9).
Namun, menurut Direktur Lembaga IndoStrategi Arif Nurul Iman, karena UU Pemilu yang baru partai politik tidak boleh netral maka Demokrat secara kelembagaan mendukung paslon Prabowo-Sandi, namun membiarkan kadernya untuk mendukung paslon lain. Menurut Arif, subtansi politiknya sama, cari aman dengan cara yang berbeda mensikapi regulasi.
“Meski parpol bukan satu-satunya variabel meraih kemenangan, namun soliditas partai pendukung menjadi salah satu kunci memenangkan laga kontestasi Pilpres,” ujar Arif.

Menurut Arif, dengan sikap seperti ini, Demokrat menunjukkan sedang menanamkan investasi politik pada paslon Jokowi-Makruf Amin. “Jika yang menang Jokowi-Makruf Amin menang misalnya, PD bisa meminta imbalan konsesi politik seperti jatah di kabinet,” katanya.
Sejumlah elite politik pengurus Partai Demokrat di daerah diberi perlakuan khusus untuk mendukung Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 mendatang. Meski demikian, Demokrat membantah 'main dua kaki' pada Pilpres mendatang.
"Partai Demokrat memberikan perlakuan khusus di daerah yang bukan lumbung suara Prabowo-Sandiaga. Kalau namanya penghianatan (dua kaki) dari kita adalah kalau di basis Pak Prabowo, kita nggak dukung dia, itu baru penghianatan. Kita kan ada kebutuhan caleg juga untuk nyaleg, jadi fleksible movement," ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief, Ahad (9/9).
Menurut Andi, hal itu tidak hanya dilakukan oleh Partai Demokrat. "Di kubu PKS, kubu PAN juga ada daerah daerah yang nggak mungkin bisa mendukung.  Jadi kita sikapnya mencari rumusan yang pas aja deh, jadi bukan dikasih dispensasi," ujar Andi.

sumber https://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/18/09/11/pewdrr430-sikap-demokrat-dinilai-tak-mengejutkan