- Oleh Alex Gunawan
- 18 Februari 2018 - 22:12 WIB
BORNEONEWS, Jakarta-Analis
Politik POINT Indonesia Arif Nurul Imam mengatakan calon tunggal tidak
bagus untuk proses demokrasi di Indonesia. Pasalnya, dalam alam
demokrasi seharusnya masyarakat diberikan banyak pilihan.
"Dengan kondisi kuatnya
oligarki politik saat ini, akhirnya partai-partai seolah dimonopoli
oligarki parpol dalam tanda kutip untuk fokus mendukung satu atau dua
paslon. Ini menurut saya bukan tidak boleh, tapi tidak baik untuk proses
demokrasi di Indonesia," kata Arif saat dihubungi Borneonews, Minggu
(18/2/2018).
Apalagi, lanjut dia, jika
kondisi itu sampai memunculkan calon tunggal. Sebab calon tunggal itu
menunjukkan krisis kaderisasi pada partai politik. Seharusnya, jika
kaderisasi parpol berjalan dengan baik akan banyak muncul lebih banyak
calon yang bisa diusung.
"Persoalan yang paling
banyak ditemui terkait pengusungan paslon dalam Pilkada adalah dukungan
ganda. Untuk masalah ini, KPU harus jeli dengan melakukan pengecekan,
mana kepengurusan yang diakui pemerintah melalui Kemenhumkam," tegas
Arif. (ALEX GUNAWAN/B-8)
0 komentar:
Post a Comment