Kompas.com - 24/09/2017, 15:37 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat
Politik POINT Indonesia, Arif Nurul Imam menilai, rekomendasi DPP Partai
Golkar soal calon gubernur Jawa Barat yang hingga kini belum jelas
makin menaikkan daya tawar politik bakal calon gubernur yang juga ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Menurutnya, kebijakan Golkar yang mengambang tentu membuat spekulasi politik di Jabar makin menghangat.
“Kebijakan DPP Golkar yang belum jelas mengusung calon dalam Pilkada Jawa Barat tentu memunculkan spekulasi, baik di elite maupun warga Jawa Barat,” ujar Arif kepada Kompas.com, Minggu (24/9/2017).
Sebelumnya beredar surat keputusan DPP Golkar yang mengusung Ridwan
Kamil dan Daniel Mutaqien untuk Pilkada Jabar. Sekjen Golkar Idrus
Marham menyebut surat tanpa stempel Golkar yang ditandatangani ketua
umum Setya Novanto dan Sekjen Idrus Marham itu bodong.
Airf mengatakan, bagi Dedi Mulyadi, situasi politik ini justru makin
menaikkan daya tawar politik. Sebab, bupati Purwakarta tersebut justru
makin dilirik oleh banyak parpol sebagai alternatif yang bakal diusung
di laga pilkada.
“Ia bisa saja dipinang oleh PDI-P partai terbesar di Jabar atau
koalisi poros tengah yang hingga kini tengah mencari formulasi koalisi
dan tokoh yang bakal diusung,” ujar Arif.
Menurutnya, daya tawarnya tinggi karena Dedi Mulyadi merupakan sosok
yang didukung kader partai yang militan serta dikenal luas masyarakat.
“Kebijakan DPP Golkar yang bertele-tele jangan sampai justru membuat
simpatisan dan kader Golkar Jabar makin menimbulkan spekulasi dan
merusak soliditas. Padahal dulu rekomendasi sudah diputuskan pada Dedi
Mulyadi sebagai kader Golkar, tapi sampai sekarang justru tidak keluar,”
pungkas Arif.
0 komentar:
Post a Comment