Selasa, 15 Agustus 2017 16:13 WIB
Sekjen
PBNU Helmy Faisal Zaini (kiri) dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Sekjen PBNU A. Helmy
Faishal Zaini bahwa video unjuk rasa santri yang berteriak "bunuh
menteri" hoax disesalkan.
Apalagi dia menyebut ada yang berusaha menyudutkan
NU lewat video tersebut.
Menurut pengamat politik dari Point Indonesia, Arif
Nurul Imam, mengungkapkan respons Sekjen PBNU tak akan meredam kontroversi aksi
unjuk rasa santri tersebut. Malah akan semakin berkepanjangan.
"Kalau video itu benar, lebih baik mengakui
dan minta maaf saja. Kalau berkelit terus justru tak menyelesaikan
persoalan," katanya saat dihubungi, Selasa (15/8/2017).
Apalagi kata dia, Ketua Umum PBNU sudah membenarkan
bahwa yang demo itu adalah santri NU.
Said Aqil mengakui tidak mungkin mengontrol setiap
santri. Sebelumnya, Helmy Faishal mengungkapkan video unjuk
rasa santri yang berteriak "bunuh menteri" tersebut hoax alias
sebagai berita palsu.
Video tersebut disebar untuk menyudutkan NU.
"Berita tersebut memiliki agenda ingin
menyudutkan NU. Kami telah melakukan klarifikasi dan menerima laporan bahwa
kejadian yang dikira terjadi di Purbalingga, padahal terjadi di Lumajang
tersebut, murni merupakan perbuatan oknum yang sengaja memprovokasi massa
aksi," tandasnya
Sementara itu, Said Aqil membenarkan para santri
tersebut adalah santri NU. "Ya itu kan anak-anak masa iya mau dikontrol
satu-satu ya enggak bisa. Tapi kita sudah berikan pengarahan," katanya.
Dia menambahkan para santri demo sambil membawa
bendera NU lantaran merasa tergusur dengan adanya full day school. "Karena yang akan tergusur itu kebanyakan
madrasah yang dikelola oleh NU jumlahnya itu 76 ribu di Indonesia ini,"
pungkasnya.
0 komentar:
Post a Comment