Sunday, January 15, 2017

NU DIY Ajak Warga Hati-Hati Cermati Medsos

KORAN SINDO, Edisi 09-01-2017
YOGYAKARTA – Penggunaan media sosial (medsos) akhir-akhir ini cenderung berdampak negatif terhadap kehidupan bermasyarakat. 

Banyak informasi hoax (berita palsu) yang menyebar lewat medsos. Karena itu, masyarakat diminta cermat dan hati-hati tidak sembarang men-share atau menyebarkan berita dari medsos. “Medsos memiliki fungsi sangat baik dalam men-share informasi dan fakta,” ucap Ketua Pe - ngu rus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY Prof Nizar Ali kepada KORAN SINDO YOG YA kemarin. Meski demikian, dia menegaskan, ma syarakat harus hati-hati dan bijak saat menerima berita dari medsos. 

Karena medsos bisa bernilai positif sekaligus juga bisa berimbas negatif. Semua itu sangat ber gantung dari pemakainya. Jika digunakan untuk menginformasikan hal positif dan baik, maka akan sangat bermanfaat. “Sebaliknya, jika info yang disampaikan menyesatkan atau mengarah fitnah, maka hal itu ha rus dihindari. Teliti dan cermati kebe nar an info dari medsos. 

Jika belum ta hu akan kebenaran info tersebut, ja ngan disebarkan kepada orang lain,” kata Nizar. Sementara Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah Abdul Muíti menjelaskan, banyaknya penyebaran informasi yang tidak sehat menunjukkan rendahnya budaya literasi dan keadaban masyarakat. “Bangsa kita justru menjadi korban produk tek - no logi, di mana menggunakan teknologi secara konsumtif, destruktif, dan agitatif untuk menyebarkan kebencian permusuhan serta perpecahan. 


Lingkungan sosial kita tercemar oleh limbah media sosial,” ujarnya. Namun, Abdul Muíti menilai langkah kepolisian menjerat penyebar berita hoax dan hate speech dengan Undang-Undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) tidak efektif, bahkan berpotensi mengebiri kebebasan berpendapat dan demokrasi. Menurut dia, yang perlu dilakukan saat ini adalah memberikan pendidikan melek media, baik melalui pendidikan for mal maupun informal dengan ceramah-ceramah agama dan lainnya. 

“Masyarakat perlu ber sikap kritis terhadap informasi baik dari media masa mau pun media sosial,” kata nya. Analis politik POINT Indonesia, Arif Nurul Iman mengatakan, dalam konteks menjaga ke rukunan dan persatuan sebenarnya medsos bisa dimanfaatkan sebagai peranti sosialisasi dan kampanye guna menyadarkan publik pentingnya menjaga kerukunan serta persatuan. “Medsos harus diakui memiliki sisi ganda, negatif dan positif. 

Tergantung pada pemakainya,” ucapnya. Lebih lanjut dikatakannya, meningkatnya jumlah pengguna medsos tidak dibarengi dengan literasi yang baik. “Meningkatkan tingkat literasi ada lah harga mutlak dalam mewujudkan medsos yang pro duk tif dan positif. Selain itu, perlu ada etika dalam penggunaan medsos sehingga tercipta dunia maya yang positif,” kata peneliti asal Kulonprogo ini. 

ainun najib

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment