Sekitar lima tahun lalu, seraya menyusuri perjalanan pulang, saya bersama Bang Faisal Basri sempat diskusi mengenai fenomena lonjakan kelas menengah di Indonesia. Karena dia nyetir dan agak ngantuk maka minta saya untuk terus ajak ngobrol agar menghilangkan rasa kantuk.
Nah, meski lelah dan ngantuk, untuk membuka perdebatan saya lemparkan pertanyaan yg agak berat. Pertanyaannya, mengapa jumlah kelas menengah yg besar tak berkorelasi positif dengan kesadaran politik?.
Dari situ dia menjelaskan bahwa kelas menengah itu ada 2 macam, yakni kelas menengah yang hanya dilihat dari tingkat pendapatan saja, dan kelas menengah yang memiliki kesadaran ideologis. Dalam bahasa dia, kelas menengah ideologis ini disebut sebagai strata menengah karena bukan hanya memikirkan survival, melainkan juga perubahan.
Jadi, tak bisa gebyah-uyah atau pukul rata. Jangan berharap kelas menengah mesti memiliki visi perubahan, karena acapkali hanya memikirkan dirinya sendiri, bahkan kadang hanya menyisakan onggokan kebisingan
:)

Selanjutnya, saya pun terlelap hingga tiba sampai tujuan.
:)

SUMBER: Status Facebook 13 Mei 2017
0 komentar:
Post a Comment