Ada sejumlah dugaan mengapa aksi demontrasi 4 November 2016
kemarin mampu menggerakkan massa yang cukup besar. Kita paham memobilisasi
massa, apalagi di Jakarta bukan perkara mudah. Dari pengamatan dan hasil
wawancara saya setidaknya terdapat tiga motif mengapa mereka bergerak.
Pertama, keyakinan teologis. Massa turun demonstrasi karena
didasari oleh keyakinan bahwa Ahok telah menistakan kitab suci Al Qur'an. Itu
sebabnya, aksi ini diikuti bukan hanya warga
Jakarta melainkan dari segenap penjuru Nusantara. Mereka rela mengeluarkan
ongkos dan membuang waktu dengan keyakinan membela Islam. Dari daerah saya ada
beberapa orang yang datang dari kampung dengan biaya model patungan.
Semangatnya menuntut Ahok karena diduga melecehkan Al Qur'an. Dan, jumlah massa
yang berangkat dari keyakinan ini saya kira mayoritas.
Kedua,
kelompok yang bergerak lantaran tidak puas terhadap kinerja Ahok. Mereka adalah
warga Jakarta yang menilai kinerja petahana dianggap jeblok. Tidak aneh jika
kemudian ada kelompok Tionghoa ikut aksi serta elemen lainnya yang menilai Ahok
gagal menjadi kepala daerah. Terjadi titik temu kepentingan sehingga mereka
ikut aksi.
Ketiga, dugaan massa yang digerakkan oleh kekuatan politik.
Entah benar atau tidak, tapi kemungkinan hal ini ada. Mereka ndompleng aksi ini
untuk agenda politiknya. Meski demikian, dugaan saya jumlahnya sedikit, tak
sampai 5 persen. Dalam politik, menunggangi momentum bukanlah hal yang aneh
bukan. Politisi tentu memiliki daya penciuman yang kuat soal demikian.
Jadi, faktor dominan mengapa massa bisa turun unjuk rasa
berjumlah mencapai ratusan ribu, lebih dilandasi oleh persoalan keyakinan
teologis. Jika misalnya, ditunggangi aktor politik atau digerakkan oleh
kekuatan politik tentu tak sedahsyat itu. Sehebat apapun tokoh politik,
demonstrasi yang digerakkan kekuatan politik bisa mencapai 10 ribu saja sudah
hebat. Ini dugaan saya melihat aksi kemarin yang menyita perhatian kita. Saya
kira sikap PBNU kemarin sudah tepat dalam menyikapi pasca kunjungan Presiden.
0 komentar:
Post a Comment