Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Orang Boleh Pandai Setinggi Langit Tapi Selama ia Tidak Menulis Ia akan hilang didalam Masyarakat dan Sejarah. Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Friday, November 25, 2016
Tensi Politik Pasca Ahok Tersangka
Wednesday, 16 November 2016, 19:55 WIB
Red: Heri Ruslan
Arif Nurul Imam, Peneliti Politik POINT Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Arif Nurul Imam*
Calon gubernur pejawat Basuki Tjahaja Purnama atau akrap disapa Ahok akhirnya ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri. Cagub DKI Jakarta nomor urut dua ini, selain ditetapkan sebagai tersangka juga dicegah bepergian ke luar negeri lantaran kasus dugaan penistaan agama terkait surah al-Maidah ayat 51.
Pernyataan Ahok yang dilakukan pada 27 September 2016 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu tersebut, dinilai melanggar Pasal 156a KUHP dan Pasal 28 Ayat (1) UU 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Meski demikian, Ahok tidak serta merta digugurkan sebagai kontestan dalam Pilkada sebagaimana aturan yang berlaku.
Sosok kontroversial Ahok menjadi sorotan publik bukan hanya karena tutur katanya yang kerap kasar dan arogan, melainkan juga lantaran kebijakannya seringkali bertentangan dengan aspirasi publik, seperti kebijakan proyek reklamasi dan penggusuran perkampungan warga. Apalagi pasca-pernyataannya di Kepulauan Seribu yang menyinggung sebagian besar umat Islam.
Aksi unjuk rasa 4 November lalu yang diikuti ratusan ribu peserta dari berbagai daerah di Indonesia, secara terang menuntut Ahok untuk segera diproses di meja hijau. Aksi unjuk rasa terbesar sejak Orde Baru tumbang ini didasari oleh dugaan bahwa Ahok dilindungi oleh Presiden Joko Widodo sehingga proses hukum dianggap berjalan lamban.
Dugaan tersebut muncul lantaran Ahok dipandang memiliki “kedekatan khusus” dengan mantan Walikota Solo tersebut, bahkan ada pihak yang menduga Presiden tersandera oleh Ahok sehingga harus melindungi kasus tersebut.
Monday, November 7, 2016
Tiga Simpul Massa Aksi 411
By arif nurul imam 8:13 PM
Catatan Politik, Catatan Pribadi, Gagasan Pembangunan, Kisah berdemokrasi No comments
Ada sejumlah dugaan mengapa aksi demontrasi 4 November 2016
kemarin mampu menggerakkan massa yang cukup besar. Kita paham memobilisasi
massa, apalagi di Jakarta bukan perkara mudah. Dari pengamatan dan hasil
wawancara saya setidaknya terdapat tiga motif mengapa mereka bergerak.
Saturday, November 5, 2016
Kesaksian Chusnul Mar’iyah Mengenai Aksi 411
Kesaksian Chusnul Mar’iyah
terkait Aksi 411
Di tengah berbagai informasi yang simpang-siur dan pemlintiran
terkait demo 4 November kemarin, saya ketika membuka facebook membaca postingan
Ibu Chusnul Mar’iyah melaporkan pandangan mata dari lapangan. Seorang ilmuwan politik Universitas Indonesia
yang sepanjang saya tahu masih memegang objektivitas dan independensinya, sehingga
catatan beliau tidak mengandung unsur kepentingan politik, misalnya untuk
mendiskrediktan aksi tersebut. Karena menarik, kemudian saya inbox beliau untuk
meminta ijin menerbitkan dalam blog pribadi saya. Aksi terbesar sejak Orde Baru tumbang.
Catatan yang tercecer
persiapan Demo 411 (1)
Beberapa minggu
terakhir ini saya disibukkan membantu mempersiapkan World Peace Forum yang ke
6, Forum yang digagas oleh Muhammadiyah, Cheng Ho Educational Trust dan CDCC.
180 an delegasi dari 43 negara hadir di acara itu 1-4 November. Alhasil saya
tidak dapat secara aktif terlibat dalam mempersiapkan aksi secara penuh,
seperti biasanya kalau kita mempersiapkan turun ke jalan.
Aktivis Iluni UI dengan
SK Kemenkumham tanggal 21 Juli 2016, mempersiapkan diri ikut berpartisipasi dalam aksi
membela kebenaran Al Qur'an. Mempersiapkan peserta, logistik, ambulance dan
berbagai kemungkinan berada di lautan manusia. Luar biasa dalam waktu yang
sangat singkat mereka dapat mempersiapkan diri.
Alhamdulillah kami bisa ikut berpartisipasi dalam gerakan 411
tersebut. Dengan Bismillah Semoga Allah memberi RidloNya.
Catatan (2)
Tiga perempuan Iluni UI yang telat berangkat
Tiga perempuan Iluni UI yang telat berangkat
Saya memutuskan balik
pulang tanggal 3 November dari acara WPF ke 6. Sebab tanggal 4 mau ikut
demonstrasi tapi tidak sempat membawa perlengkapan demonstrasi untuk jaga-jaga.
Selain dalam WAG keluarga besar saya mengatakan bahwa Ibu Saya bilang apakah
tidak lebih baik berdo'a dari rumah dan ikut partisipasi dana untuk kegiatan 4
November itu? saya baru merasa sudah beberapa hari ini tidak sempat menelpon
ibu saya untuk memberikan info seputar gerakan 411
tersebut. Saya menyempatkan menelpon Ibu saya yang di kampung, menjelaskan
pentingnya berangkat ke depan istana, dan mohon do'a restu. Ternyata Ibu saya
sangtat gembira saya bisa ikut gerakan 411 tersebut. Alhamdulilah.
Di pagi hari setelah berkoordinasi dengan teman-teman dari
berbagai elemen yang ingin berpartisipasi hadir di sekitar depan istana, saya
baru menyadari waktu sudah menunjukkan pukul 9. Saat para aktivis Iluni UI
mengirimkan gambarnya sudah siap di depan MK di medan merdeka Barat.
Mempersiapkan Backpack dengan makanan kurma, karena hari kemaren itu jadwal
puasa saya, sebotol kecil air zam-zam, dan berbagai kebutuhan untuk turun ke
jalan berdemonstrasi.
Setelah urusan domestik selesai dan berjanji dengan beberapa
teman, hanya tiga ibu-ibu yang belum berangkat Dhanie, Dhana dan saya. Kita
janjian. atas kebaikan Dhanie, dia menjemput saya dan Dhana di rumah. Kami baru
berangkat dari rumah setelah sholat dhuhur terlebih dahulu.
Ternyata jalanan kosong dari Depok ke daerah menteng hanya
sekitar 30 menit, melewati lenteng Agung, Pasar Minggu, Saharjo dan berhenti di
Hotel Mercure, Sabang. tempat yang paling dekat dengan posisi Medan Merdeka.