Laporan Utama
Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Orang Boleh Pandai Setinggi Langit Tapi Selama ia Tidak Menulis Ia akan hilang didalam Masyarakat dan Sejarah. Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Ini adalah Blog Arif Nurul Imam
"Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian".
Sunday, January 3, 2016
Pilkada Serentak, Peran PR Belum Menyentak
Majalah PR-Indonesia, Edisi 9 2015
Laporan Utama
Laporan Utama
Pilkada Serentak, Peran PR
Belum Menyentak
Meski kue public relations
(PR) yang beredar di ranah Pilkada Serentak cukup menggiurkan, namun belum
banyak pelaku industri PR yang menikmatinya. Mengapa?
Bagi para praktisi public
relations (PR), era Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak awalnya
diproyeksikan bakal membawa berkah melimpah. Jauh sebelum bola Pilkada Serentak
2015 bergulir, banyak tokoh PR yang memroyeksikan besarnya kue PR yang beredar
di perhelatan akbar pertama dalam sejarah Indonesia ini.
Direktur Socio Komunikasi
Djaka Winarso, misalnya, memperkirakan kue yang beredar dalam gelaran Pilkada
Serentak cukup fantastis. Jika diasumsikan masing-masing kandidat menghabiskan
biaya kampanye Rp 20 miliar, maka untuk Pilkada serentak tahun 2015 di 269
daerah yang melibatkan lebih dari 700 pasangan calon akan mencapai Rp 14
triliun. “Jadi memang kuenya besar banget,” simpul Djaka dalam sebuah
perbincangan dengan PR Indonesia, April 2015.